
Foto: Najma Ramadhanya/kumparan
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) optimistis Indonesia tak akan lagi mengimpor solar mulai tahun depan. Keyakinannya didasarkan pada rencana pemerintah menerapkan program biodiesel 50 persen atau B50.
“Sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, tahun depan kita akan melakukan biofuel, oleh karena itu tahun depan (2026) diusahakan, dikejar, ditargetkan tidak impor solar lagi, tahun depan,” kata pria yang akrab disapa Zulhas dalam acara Pembukaan Trade Expo Indonesia 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (15/10).
Zulhas menambahkan, pemerintah memang berencana meningkatkan campuran biodiesel dari B40 menjadi B50. Dengan penerapan B50, Indonesia diperkirakan tidak lagi perlu mengimpor solar. “Dengan hitung B50, maka kita tidak akan impor solar lagi,” sebutnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan saat ini proyek penerapan B50 masih dalam tahap pengujian akhir, ditargetkan rampung pada Semester II 2026.
Terkait tahap pengujian akhir, Bahlil juga menjelaskan hal itu membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 8 bulan. Pengujian juga dilakukan di beberapa kendaraan dan alat berat.
Bahlil menilai keputusan untuk tak lagi impor solar merupakan keputusan yang sempat dibicarakan dalam rapat terbatas (ratas) bersama presiden. Meski demikian, Bahlil mengakui masih ada beberapa tantangan terkait B50.
Saat ini Indonesia masih mengimpor metanol cukup besar. Kebutuhan metanol dalam negeri sekitar 2,3 juta ton per tahun. Sementara yang dipenuhi industri hanya 400 ribu ton.
“Selebihnya kita impor. Maka atas arahan Bapak Presiden, kami kemarin sudah memutuskan untuk membangun pabrik metanol di Bojonegoro sebagai bagian daripada hilirisasi gas,” kata Bahlil acara Investor Daily Summit 2025 di JCC, dikutip Rabu (15/10).