
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengungkap masih banyak fasilitas kesehatan dasar di Indonesia yang kekurangan tenaga medis. Bahkan, sebagian puskesmas masih belum memiliki dokter.
“4,6% puskesmas tidak ada dokternya. 38,8% puskesmas belum lengkap tenaga medis,” kata Dante dalam acara Peluncuran SPO Uji Kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (13/10).
Dante menjelaskan, kondisi tersebut menjadi paradoks karena puskesmas dan rumah sakit merupakan garda terdepan dalam penanganan berbagai masalah kesehatan, mulai dari stunting, kematian ibu dan bayi, hingga penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke, dan tuberkulosis.
“Yang berada di garda depan untuk menangani penatalaksanaan tersebut adalah para tenaga medis dan tenaga kesehatan. Paradoksnya adalah bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan tersebut masih kurang di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyebut, sepertiga rumah sakit di Indonesia belum memiliki tujuh spesialis dasar yang seharusnya tersedia untuk memberikan pelayanan optimal kepada pasien.
“Karena itulah maka kita harus melakukan akselerasi secepat-cepatnya karena masalahnya ada dua. Satu, masalah jumlahnya yang kurang. Dan dua, adalah masalah distribusinya yang tidak merata,” lanjut Dante.
Tujuh spesialis dasar itu adalah spesialis anak, penyakit dalam, bedah, obstetri dan ginekologi, anestesiologi dan terapi intensif, radiologi, dan patologi klinik.
Dante menjelaskan, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dokter dan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
“Karena itu kita sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab untuk melahirkan dokter dalam hal ini Kemendiktisaintek dan Kementerian Kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk melahirkan dokter-dokter ini sehingga cukup di seluruh Tanah Air,” pungkasnya.