
Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (15/10) waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat, sementara Dow Jones melemah tipis, di tengah kombinasi laporan keuangan perusahaan yang solid dan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Mengutip Reuters, Kamis (16/10), kenaikan dua indeks utama ini menunjukkan sentimen investor yang masih positif terhadap hasil kinerja kuartal ketiga, terutama dari Morgan Stanley dan Bank of America, yang berhasil melampaui ekspektasi pasar.
Namun, kekhawatiran investor kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mempertimbangkan pemutusan sebagian hubungan dagang dengan China. Langkah ini diambil sebagai respons atas keputusan Beijing yang menghentikan pembelian kedelai dari Amerika.
Sebelumnya, pemerintah China juga memperluas pembatasan ekspor rare earth, logam penting yang digunakan dalam industri teknologi tinggi.
Menanggapi kebijakan tersebut, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyebut langkah Beijing sebagai perebutan kekuasaan atas rantai pasok global. Namun bersama Menteri Keuangan Scott Bessent, Greer menegaskan Washington tak ingin memperburuk konflik dagang yang sudah berlangsung.
“Ada ketakutan di luar sana, dan kita benar-benar tidak tahu bagaimana tarif serta melambatnya pasar tenaga kerja akan memengaruhi pengeluaran konsumen dan kondisi keuangan perusahaan ke depan,” ujar Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia, Peter Tuz.
Pada akhir perdagangan, Dow Jones Industrial Average turun 17,15 poin atau 0,04 persen menjadi 46.253,31. S&P 500 naik 26,75 poin atau 0,40 persen ke 6.671,06, sedangkan Nasdaq Composite menguat 148,38 poin atau 0,66 persen ke 22.670,08.
Dari pasar global, saham Eropa juga mencatat penguatan. Laporan keuangan positif dari LVMH memicu kenaikan saham-saham barang mewah dan mengurangi kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi. Indeks MSCI global naik 0,75 persen ke level 985,67.
Sementara itu, harga emas kembali menguat karena investor mencari aset aman di tengah tensi dagang yang meningkat. Sebaliknya, harga minyak mentah menyerah dari kenaikan sebelumnya.
Nilai tukar dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama. Indeks dolar turun 0,36 persen ke 98,71, dengan euro naik 0,34 persen menjadi USD 1,1645 dan dolar terhadap yen melemah 0,37 persen menjadi 151,27.
Di pasar obligasi, yield US Treasury bergerak naik seiring meningkatnya ketidakpastian pasar. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun naik menjadi 4,04 persen, sementara tenor 2 tahun naik ke 3,501 persen.