
Media sosial tengah dihebohkan oleh kasus toko roti di Jakarta yang disebut-sebut sebagai Bake n Grind. Toko ini mengklaim produknya sebagai gluten-free, dairy-free, no egg, hingga vegan. Namun, belakangan produk dari toko roti tersebut diduga tidak sesuai klaim dan disebut melakukan repacking dari toko lain.
Permasalahan ini pertama kali diungkapkan oleh seorang pelanggan bernama Felicia Elizabeth. Ia membagikan pengalamannya melalui akun Instagram, setelah anaknya diduga mengalami reaksi alergi akibat mengonsumsi produk toko roti tersebut.
Felicia menjelaskan bahwa pada mulanya, anaknya sempat mengalami eczema dan disarankan oleh dokter untuk menghindari makanan yang mengandung gluten, telur, produk olahan susu, serta kacang-kacangan. Pada September 2024, Felicia kemudian menemukan toko roti Bake n Grind yang menurutnya memiliki klaim produk sesuai dengan kebutuhan tersebut.
“Dia (Bake n Grind), klaim semua produknya gluten-free, dairy-free, egg-free, vegan, dan stevia & plant base. (Harga produknya) mahal? Iya sangat mahal, tapi apa boleh buat, saya butuh. Jadi, sudah satu tahun saya langganan sama bakery ini,” tulis Felicia lewat Instagram story @feliz88eliz, Selasa (7/10).
Kecurigaan muncul ketika pada 11 Agustus 2025, Felicia mengatakan bahwa ia mulai memberikan langsung produk toko roti tersebut kepada anaknya tanpa melalui ASI. Namun, hanya beberapa jam setelah dikonsumsi, anaknya disebut mengalami flare up (reaksi alergi) yang cukup parah.
Kejadian itu membuat Felicia curiga bahwa produk toko roti tersebut tidak sesuai dengan klaimnya. Dalam unggahannya, ia menemukan kejanggalan setelah membandingkan produk Bake n Grind dengan produk dari toko lain yang tampak serupa dan menemukan adanya praktik repacking atau pengemasan ulang produk dari toko lain.

“Jadi saya selama ini cari info, cari bukti. Saya datengin dan hubungin supplier produk dia dan saya buktikan semuanya. Dan benar dia ambil produknya (dari supplier itu), dia repacking dan rebranding,” tulisnya.

Felicia juga mengungkap bahwa ia sempat melakukan tes laboratorium secara mandiri terhadap salah satu produk Bake n Grind. Hasil tes menunjukkan adanya kandungan gluten, dan menurut Felicia, produk yang ia tes secara mandiri tersebut juga berasal dari toko roti lain.
“Hasilnya positif (gluten)! Produk yang saya tes adalah cake bolu jadul full taburan coklat meses dari produk c&f bakery,” ujar Felicia.
Pemilik Bake n Grind Diklaim Sudah Melakukan Permintaan Maaf
kumparanFOOD sudah mencoba menghubungi nomor WhatsApp yang tertera di akun Instagram Bake n Grind untuk meminta tanggapan soal permasalahan ini, tetapi hingga konten ini ditayangkan, belum ada respons yang diberikan.
Meski begitu, berdasarkan unggahan Instagram Story Felicia pada Kamis (9/10), pemilik Bake n Grind diketahui telah bertemu langsung dengan Felicia dan disebut telah mengakui perbuatannya, menyampaikan permintaan maaf, membuat surat pernyataan bermaterai, dan berjanji akan membuat klarifikasi di akun Instagram paling lambat pada 16 Oktober 2025.

“Saya dan suami sudah bertemu dengan pemilik Bake n Grind dan pacarnya. Yang bersangkutan telah mengakui dan menyesali semua tindakannya serta meminta maaf. Ia juga berjanji akan memberikan klarifikasi atau permohonan maaf di Instagramnya,” ungkap Felicia.
Dalam pertemuan tersebut, Felicia juga menyebut bahwa pihak Bake n Grind akan berkomitmen untuk mengembalikan uang deposit pembelian produk kepada para pelanggan.
“Jadi, kita tunggu ya realisasi janjinya dan klarifikasi/permohonan maafnya paling lambat tanggal 16 Oktober 2025 di Instagram Bake n Grind dan Instagram pribadinya,” tambahnya.
Bagaimana menurut kalian?
Reporter Salsha Okta Fairuz