
PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah mematangkan rencana besar untuk mengubah kawasan Blok M menjadi simpul kota yang hidup, modern, dan terintegrasi. Di balik pergerakan proyek ini, Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, menegaskan satu hal penting yakni tak ada uang negara yang digunakan untuk membiayai transformasi kawasan itu.
“Khusus untuk Blok M, Blok M itu kita perbaiki, namun sampai dengan saat ini kita masih melakukan yang namanya market zoning. Karena dana itu tidak akan pernah datang dari fiskal daerah atau negara. Artinya kita harus upayakan dana itu (dari investor), untuk membangun atau meregenerasi kota gitu ya,” ujar Tuhiyat dalam MRT Jakarta Fellowship Program, dikutip Senin (13/10).
Tuhiyat menjelaskan, MRT Jakarta telah menggandeng konsultan internasional untuk menyusun konsep pengembangan kawasan tersebut. Namun, sebelum proyek besar itu berjalan penuh, MRT Jakarta lebih dulu menata area yang ada sambil menunggu minat investor.
“Blok M itu kita kerja sama dengan konsultan internasional, sudah ada ya, kalau misalnya ada ultimatenya Blok M silakan. Namun untuk menuju ke sana, sambil menunggu market zoning dapat investor, kami bangun sementara tata dulu yang sekarang terjadi. Seperti viral dikit lah, gak apa-apa,” ujarnya.

Menurutnya, konsep integrasi yang disiapkan MRT Jakarta untuk Blok M akan mengubah pengalaman masyarakat saat beraktivitas di kawasan tersebut. Nantinya, transportasi publik seperti bus Transjakarta dari arah Bundaran HI akan langsung masuk ke dalam gedung tanpa perlu penumpang turun ke luar area.
Tuhiyat menyebut, rancangan kawasan ini juga akan menyatu dengan Taman Literasi Martha Tiahahu dan berisi beragam fasilitas seperti ruang MICE, perkantoran, hingga apartemen. Tujuannya, menjadikan Blok M sebagai area multifungsi yang hidup sepanjang waktu.
“Jadi akan masuk ke building, ke sini, nanti si pengguna itu tidak perlu keluar, karena dia masuk ke dalamnya. Ini menyatu nanti dengan taman literasi, kemudian ada MICE, ada perkantoran, ada apartemen,” lanjutnya.
Ia tak menampik bahwa tantangan utama proyek ini adalah memastikan kepastian investasi. Beberapa investor sempat menahan diri karena persoalan regulasi dan keamanan investasi. Namun, MRT Jakarta kini tengah mencari jalan keluar agar proyek tetap berlanjut.
“Karena kita investor itu harus nyaman dengan kepastian, keamanan, kenyamanan, regulasi dan sebagainya. Kami harus bergerak cepat lagi untuk meyakinkan investor bisa kembali membangun. Ada way out yang baru saja kami meetingkan, kita akan melakukan satu kolaborasi dengan investor lokal,” ungkap Tuhiyat.
Ia menegaskan, regenerasi kawasan Blok M bukan satu-satunya proyek yang sedang digarap MRT Jakarta. Ada sejumlah titik lain yang juga dikembangkan agar ekosistem transit di Jakarta semakin kuat dan saling terhubung.
Blok M Hub: Ruang Baru untuk UMKM dan Komunitas Kreatif
Di sisi lain, Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud menjelaskan bahwa pengembangan kawasan Blok M sudah mulai terasa lewat kehadiran Blok M Hub, ruang publik baru yang menggabungkan fungsi ekonomi kreatif, kuliner, dan komunitas.
Sebanyak 38 unit ruang usaha kini disiapkan MRT Jakarta melalui mekanisme open placement. Farchad menyebut, pihaknya berharap semua tenant sudah bisa beroperasi pada November mendatang.
“Ada 38 unit yang tersedia, dan harapannya pada akhir atau minggu pertama bulan November, kita harapkan semua tenant yang ikut proses ini nantinya akan bisa berlokasi dan bisa menyediakan jasa layanannya di Blok M Hub,” ujar Farchad.

Hingga saat ini, 13 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah bergabung di kawasan tersebut, sementara 13 lainnya masih dalam proses seleksi. Farchad mengatakan, pihaknya ingin menjadikan Blok M Hub sebagai tempat berkumpulnya merek-merek lokal yang unik dan kreatif.
“Area ini terus kita ramaikan dengan brand-brand UMKM dan brand-brand yang boleh dibilang agak unik, ya, mereka ini brand seperti gerakan. Brand baru makanan-makanan yang mereka buat sendiri,” katanya.
Farchad menjelaskan, pembagian ruang di Blok M Hub disusun berdasarkan fungsi dan kebutuhan. Di area basement, misalnya, akan tersedia kompartemen khusus untuk fesyen, ritel komersial, hingga Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Koridor tengah akan menjadi ruang utama untuk aktivitas publik dan penyelenggaraan berbagai event kreatif.
“Ada beberapa permintaan untuk mengadakan event di sana sampai dengan akhir Desember 2025, bahkan sampai awal tahun depan pun sudah ada yang akan melakukan kegiatan, baik itu profesi, arsitektur, kemudian ada yang terkait dengan art, yang kemarin juga terkait dengan musik, dan berbagai fitur-fiturnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Farchad menuturkan bahwa proyek Blok M Hub merupakan bagian dari konsep besar pengembangan kawasan Blok M sebagai Green and Creative Hub. Konsep ini membagi kawasan ke dalam beberapa zona tematik, area kreatif dipusatkan di Blok M Hub, sementara area hijau diwujudkan di Taman Literasi Martha Tiahahu. “Mungkin nanti ke depan ada satu lagi (area hijau) di sebelah Pasar Raya,” pungkasnya.