Kemendikdasmen telah membuka pendaftaran Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk jenjang SMA/SMK sederajat hingga 5 Oktober 2025. Pendaftaran TKA dapat diikuti seluruh murid di Indonesia sebagai upaya dalam membangun ekosistem pendidikan yang adil, unggul, serta berkualitas.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latifulhayat menjelaskan, TKA hadir sebagai respons atas kebutuhan evaluasi yang lebih adil dan tidak traumatis dibandingkan Ujian Nasional (UN) sebelumnya.
“Evaluasi pendidikan nasional telah melalui berbagai perubahan. UN yang sebelumnya menjadi penentu kelulusan telah digantikan. Kini, kelulusan sepenuhnya menjadi kewenangan satuan pendidikan,” ujarnya dalam tayangan SINIAR di kanal YouTube Kemendikdasmen, dengan topik ‘Mengenal Lebih Dekat Tes Kemampuan Akademik (TKA)’.
TKA memang tidak bersifat wajib, namun Atip menjelaskan hasil TKA cukup penting karena dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
“TKA berfungsi sebagai alat ukur kemampuan akademik individual untuk memetakan capaian pembelajaran dan sebagai ‘batu uji’ untuk mengkonfirmasi nilai rapor, sehingga mencegah praktik ‘sedekah nilai’ yang selama ini kerap terjadi,” terangnya.
Senada dengan Atip, Plt Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen Rahmawati menuturkan TKA dirancang sebagai asesmen opsional. Artinya, hanya murid yang siap yang dianjurkan ikut serta, sedangkan murid yang belum siap tidak perlu khawatir karena hasil TKA tidak memengaruhi kelulusan maupun menjadi syarat lulus.
“TKA tidak menentukan kelulusan dan tidak menjadi syarat untuk menjadi lulus,” jelas dia dalam webinar “Kupas Tuntas TKA jenjang SMA dan Paket C Tahun 2025” di YouTube Direktor SMA, Kamis (28/8/2025).
Rahmawati menjelaskan, TKA disusun untuk memberikan gambaran akademik setiap murid berdasarkan kurikulum dan mata pelajaran tertentu melalui penilaian pemerintah. Ia menegaskan, asesmen ini tidak menggantikan penilaian yang sudah ada sebelumnya.
Lebih jauh, TKA tidak hanya dimaksudkan mengukur literasi atau numerasi secara umum, melainkan menilai kompetensi murid sesuai mata pelajaran kurikulum, dengan fokus pada aspek penalaran serta kemampuan memecahkan masalah.
Sementara itu, pemerhati pendidikan Doni Kusuma menyambut positif kebijakan TKA. Ia menilai langkah tersebut sebagai upaya untuk menempatkan kembali sistem pendidikan pada jalur yang semestinya.
“Absurd jika sistem pendidikan nasional tidak memiliki alat ukur objektif untuk menilai hasil belajar peserta didik. TKA melengkapi apa yang sebelumnya kurang setelah Ujian Nasional dihapuskan,” kata Doni.
Doni juga menyoroti pemilihan mata pelajaran yang diujikan. “Pemilihan Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa dan Matematika yang relatif tidak bias terhadap status sosial ekonomi murid adalah langkah yang tepat,” jelasnya.
Simak Tahapan TKA 2025!
TKA akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari tingkat SMA/SMK sederajat pada 1–9 November 2025 mendatang. Pendaftaran TKA sudah dimulai sejak 24 Agustus 2025 dan akan ditutup pada 5 Oktober 2025.
Pendaftaran dapat dilakukan murid melalui operator pendataan di sekolah atau satuan pendidikan masing-masing di tka.kemendikdasmen.go.id.
Setiap murid kelas 12 yang mendaftar TKA akan mengikuti tes selama dua hari. Hari pertama untuk mata pelajaran wajib (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika) dan hari kedua untuk mata pelajaran pilihan.
Mata pelajaran pilihan dalam TKA terdiri dari Matematika Lanjutan, Bahasa Indonesia Lanjutan, Bahasa Inggris Lanjutan, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Antropologi, PPKn, Bahasa Arab, Bahasa Prancis, Bahasa Jerman, Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, dan Produk/Projek Kreatif dan Kewirausahaan.
Rahmawati meminta para murid untuk tak asal pilih mata pelajaran pilihan, sebaiknya disesuaikan dengan minat jurusan yang bakal diambil di SNBP.
“Pesan saya, jangan nekat. Misalnya nggak pernah ambil Biologi, tiba-tiba di TKA pilih Biologi karena ingin masuk kedokteran. Itu nggak nyambung,” jelasnya.
Perlu diingat, TKA berfungsi bukan untuk mengganti nilai rapor atau jadi jalan ‘lintas jurusan’. TKA lebih ke validasi nilai rapor, agar ada konfirmasi objektif dari pemerintah soal konsistensi kemampuan murid selama lima semester.
Usai mengikuti tes, murid akan mendapatkan sertifikat hasil TKA yang akan diterbitkan oleh Kemendikdasmen dan berisi nilai yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik. Sertifikat itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri jalur prestasi dan seleksi lainnya di perguruan tinggi dan dunia kerja.
