
Beberapa anak mungkin hanya menganggap kompetisi sebatas menang dan kalah saja. Padahal, makna kompetisi bisa lebih dari itu. Lewat kompetisi anak bisa belajar tentang pentingnya berusaha, menerima hasil dengan lapang dada, dan tetap suportif dalam mengikuti berbagai perlombaan.
Nah Moms, di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan. Saat anak didampingi dengan sabar, mereka akan melihat kompetisi sebagai ruang belajar, bukan tekanan. Dari sini, si kecil bisa berlatih mengendalikan emosi, bekerja sama, hingga memahami bahwa menang atau kalah, anak tetap berharga.
Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, M.Psi., Psikolog., mengingatkan bahwa pengalaman kompetisi menyentuh seluruh aspek perkembangan anak, mulai dari physical, intellectual, language, emotional, hingga social (PILES).
“Orang tua bisa menjadikan kompetisi sebagai wadah belajar anak. Bukan hanya tentang pencapaian, tapi juga bagaimana mereka mengelola emosi, menghargai proses, dan membangun rasa percaya diri,” kata Vera , di acara IBL x Blackmores Health & Hoops Clinics, Sabtu (13/9).
Namun, jangan lupa bahwa kegagalan bisa terasa sangat berat bagi anak. Sehingga, bila si kecil menghadapi momen tersebut, mereka perlu belajar arti ketangguhan.
Terkait hal itu, Pelatih Tim Nasional Basket Putra Indonesia dan Pelita Jaya Basketball Jakarta, Coach David Singleton, membagikan kisahnya soal makna kegagalan yang pernah ia hadapi.
“Saya gagal jauh lebih banyak daripada menang. Namun, dari kegagalan itu saya belajar membentuk karakter dan daya juang. Jadi kegagalan itu bukan akhir,” kata David Singleton, pada acara yang sama.
David pun memberikan beberapa tips saat anak menghadapi kegagalan, sesuai dengan pengalamannya.
Tips agar Anak Tidak Kecewa saat Menghadapi Kegagalan

-
Validasi Perasaan Anak
Biarkan anak mengungkapkan rasa kecewanya, tanpa buru-buru dinasihati.
-
Kegagalan Bukan Akhir Cerita
Kalah bukan akhir, melainkan kesempatan untuk belajar. Hal ini seharusnya bisa memotivasi anak untuk berproses lebih baik lagi dan tidak terpuruk dengan kegagalan yang ia hadapi.
-
Fokus pada Usaha, Bukan Hasil
Apresiasi kerja keras anak, meskipun belum menang. Dengan begitu, si kecil merasa usaha yang dilakukan dihargai oleh orang-orang terdekatnya.
-
Seimbangkan Serius dan Senang
Buat kompetisi tetap terasa menyenangkan agar anak tidak tertekan dalam menjalaninya.
-
Dorong untuk Mencoba Lagi
Tumbuhkan semangat bahwa setiap kegagalan adalah pijakan untuk lebih baik. Jadi, anak tidak kehilangan semangatnya.
Ya Moms, pastikan anak memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan proses untuk melangkah lebih jauh. Sehingga, orang tua perlu memberikan dukungan, agar anak belajar melihat kekalahan sebagai pengalaman, bukan sekadar rasa kecewa.
Selain pendampingan emosional, anak juga memerlukan tubuh yang sehat untuk menghadapi berbagai tantangan. Pastikan si kecil mendapat asupan bernutrisi seimbang, dan konsumsi suplemen bila dibutuhkan. Dengan begitu, anak lebih siap menghadapi kompetisi dalam bentuk apa pun.