
MANADO – Seakan tak pernah kapok, warga Sulawesi Utara (Sulut) tetap ingin bekerja di Kamboja. Sejumlah informasi tentang kekerasan yang diterima oleh para pekerja migran ilegal yang bekerja di Kamboja tak membuat para warga terutama di usia produktif menjadikan hal itu sebagai pelajaran.
Terbukti, Senin (23/6) hari ini, polisi kembali mencegat tujuh orang warga Sulut yang hendak berangkat ke Kamboja untuk bekerja diduga di perusahaan online scamming maupun perusahaan judi online.
Mereka berasal dari Kota Manado, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan. Masing-masing berinisial AP (22), AT (23) dan FS (26) dari Manado, MH (19), SD (19) dan JR dari Tondano Minahasa, serta AW (23) dari Amurang Minahasa Selatan.
Kasubdit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Polda Sulut, AKBP Paulus Palamba, mengatakan jika ketujuh orang ini dicegat di Bandara Sam Ratulangi Manado. Rencananya mereka akan menumpang pesawat Batik Air dan Citilink untuk menuju ke Jakarta, sebelum diterbangkan kembali ke Kamboja.
“Kami mendapatkan informasi dari laporan masyarakat tentang keberangkatan mereka. Kami kemudian berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI), untuk kemudian mencegat dan menggagalkan upaya pemberangkatan mereka ke Kamboja,” ujar Paulus.
Menurut Paulus, keberangkatan mereka diduga difasilitasi oleh jaringan perekrutan ilegal yang terhubung ke Kamboja. Di mana ini adalah modus para pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang memang menjadi perhatian serius saat ini.
“Persoalan ini menjadi fokus kami. Sejak April hingga kini, kami telah berhasil mencegah sekitar 30 orang dari keberangkatan ilegal ke luar negeri. Data mereka sudah kami catat, dan paspor yang berhasil diamankan telah diserahkan ke pihak imigrasi untuk mencegah keberangkatan kembali ke Kamboja,” ujarnya lagi.
Sementara, Kepala BP3MI Sulut, Syachrul Afriyadi, menyebut perhatian terhadap kasus ini terus ditingkatkan. Apalagi terkait penjaringan tenaga kerja migran ilegal masih menggunakan pola lama, yakni melalui media sosial dengan penawaran yang menggiurkan.
“Perekrutan dilakukan secara daring oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sulut kini sudah masuk zona merah untuk pengiriman ilegal ke Kamboja. Kami mengimbau kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak mereka dan menghentikan niat keberangkatan ke Kamboja,” ujarnya lagi.