BerandaStudi Terbaru: Emisi BEV...

Studi Terbaru: Emisi BEV Jauh Lebih Rendah daripada Mobil Bensin

Ilustrasi mobil listrik di Amerika Serikat. Foto: Shutterstock
Ilustrasi mobil listrik di Amerika Serikat. Foto: Shutterstock

University of Michigan melakukan studi terbaru yang mengungkap mobil listrik mampu memangkas emisi gas rumah kaca dibanding mobil bermesin bensin.

Berdasarkan laporan The State, penulis riset Greg Keoleian menyebut kajian ini sebagai yang paling komprehensif di Amerika Serikat hingga saat ini.

Selain itu, mereka juga menyediakan kalkulator daring yang dapat membantu pengendara menghitung estimasi emisi gas rumah kaca berdasarkan jenis kendaraan, gaya berkendara, hingga lokasi tempat tinggal.

“Elektrifikasi kendaraan adalah strategi kunci untuk aksi iklim. Transportasi menyumbang 28 persen emisi gas rumah kaca dan kita perlu menguranginya untuk membatasi dampak iklim di masa depan, seperti banjir, kebakaran hutan, dan kekeringan yang semakin sering terjadi dengan intensitas tinggi,” jelas Greg Keoleian, penulis senior studi sekaligus profesor di School for Environment and Sustainability (SEAS), University of Michigan.

Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: Owlie Productions/Shutterstock
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: Owlie Productions/Shutterstock

Tidak hanya menyoroti emisi saat mobil digunakan, tim peneliti ini menilai dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup kendaraan. Mulai dari mesin pembakaran internal, hybrid, plug-in hybrid (PHEV), hingga full electric vehicle (EV) semuanya dianalisis.

Untuk PHEV, peneliti bahkan mempertimbangkan seberapa sering pengemudi memakai mode listrik atau bensin.

Hasilnya, mobil listrik memiliki emisi paling rendah sepanjang siklus hidupnya dibanding tipe kendaraan lain di seluruh wilayah di Amerika. Sebaliknya, mobil bermesin bensin dengan segmen populer seperti pikap justru menjadi penyumbang polusi terbesar.

Ppikap listrik besutan Canoo. Foto: dok. Canoo
Ppikap listrik besutan Canoo. Foto: dok. Canoo

Menariknya, sebuah truk listrik yang membawa muatan 1,1 ton masih bisa menghasilkan emisi 30 persen lebih rendah dibanding truk bensin tanpa muatan.

Sementara itu, sedan listrik berukuran kompak dengan jarak tempuh sekitar 321 km tercatat sebagai kendaraan dengan emisi paling minim. Studi juga mengungkap kelemahan EV dengan baterai besar yakni semakin besar baterai dan jarak tempuhnya, efisiensi kendaraan justru bisa menurun.

Namun, penelitian ini juga menyoroti masalah budaya otomotif di Amerika. Banyak konsumen membeli EV dengan kapasitas dan jangkauan jauh lebih besar daripada yang sebenarnya mereka butuhkan.

Ilustrasi baterai kendaraan listrik. Foto: Shutterstock
Ilustrasi baterai kendaraan listrik. Foto: Shutterstock

“Hal yang penting adalah benar-benar menyesuaikan kendaraan dengan kebutuhan Anda,” tegas Keoleian.

“Tentu saja, kalau Anda bekerja di bidang konstruksi mungkin butuh pikap. Tapi pilihlah pikap listrik. Kalau hanya untuk pergi kerja sendirian, saya lebih merekomendasikan sedan listrik berbasis baterai,” lanjutnya.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan Inside EVs, manfaat ini ternyata tetap konsisten di semua segmen kendaraan dan di seluruh wilayah AS, termasuk di daerah yang pembangkit listriknya masih banyak mengandalkan bahan bakar fosil.

Sederhananya, pembangkit listrik terpusat jauh lebih efisien dalam mengelola emisi dibandingkan ribuan mesin pembakaran internal pada mobil yang beroperasi secara individual di jalan raya.

Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Selain itu, produksi baterai turut menyumbang porsi emisi yang signifikan dalam siklus hidup mobil listrik, yakni sekitar 48 hingga 56 persen.

Namun, angka ini menjadi kecil ketika dibandingkan dengan kendaraan bensin, yang 92 persen dari total emisinya berasal dari pembakaran bahan bakar saat digunakan.

Artinya, ini membuat mobil listrik tetap menjadi pilihan yang lebih unggul secara lingkungan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Peneliti sekaligus pengamat otomotif LPEM UI.  Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
Peneliti sekaligus pengamat otomotif LPEM UI. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan

Sementara di Indonesia, menurut hasil riset dari Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riyanto secara fuel cycle emisi kendaraan BEV berukuran besar dan sedang sudah masuk dalam kategori lebih rendah ketika dibandingkan dengan ICE, HEV, dan PHEV.

Hasil penelitian LPEM FEB UI terkait perbandingan emisi kendaraan di Indonesia. Foto: LPEM FEB UI
Hasil penelitian LPEM FEB UI terkait perbandingan emisi kendaraan di Indonesia. Foto: LPEM FEB UI

Namun tak bisa dipungkiri, meski tergolong ramah lingkungan, sumber listrik di Indonesia belum masuk ke kategori ramah lingkungan karena masih bersumber dari batu bara.

“Emisi dari BEV hanya dihasilkan dari emisi yang diakibatkan oleh pembangkit listrik di Indonesia,” kata Riyanto kepada kumparan baru-baru ini.

Ekskavator menumpuk batu bara di area penyimpanan di Pembangkit Listrik Indonesia di Suralaya, di provinsi Banten. Foto: Reuters
Ekskavator menumpuk batu bara di area penyimpanan di Pembangkit Listrik Indonesia di Suralaya, di provinsi Banten. Foto: Reuters

“Sementara Emisi kendaraan HEV di ukuran kecil lebih rendah dibandingkan dengan BEV karena efisiensi penggunaan bahan bakarnya yang tinggi,” lanjutnya.

Kesimpulannya, BEV di Tanah Air belum bisa sepenuhnya dikategorikan ramah lingkungan ketika dibandingkan dengan Amerika yang sudah memiliki ekosistem elektrifikasi yang lebih maju dan hijau.

“Infrastruktur pendukung BEV masih jauh selama masih pakai batu bara. Solusi utamanya harus dorong PLN agar beralih ke pembangkit listrik non fosil,” tuntasnya.

- A word from our sponsors -

spot_img

Most Popular

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More from Author

Mengenal SA-5P Framework, Strategi Ampuh Memenangkan Komunikasi Digital

Di tengah pesatnya perkembangan dunia digital, strategi komunikasi tidak lagi bisa...

Mengapa Sebelum Membaca Alquran Harus Membaca Taawuz dan Basmalah?

Sebelum membaca Alquran harus membaca taawuz dan basmalah. Pelajari alasan, manfaat,...

200+ Nama Hewan Peliharaan Aesthetic yang Unik dan Menarik untuk Peliharaanmu

Temukan 200+ nama hewan peliharaan aesthetic yang unik dan menarik untuk...

Anak Kandung dan Suaminya di Lampung Curi Uang-Emas Orang Tua Senilai Rp43 Juta

Lampung Geh, Pesawaran - Seorang anak kandung nekat mencuri perhiasan dan...

- A word from our sponsors -

spot_img

Read Now

Mengenal SA-5P Framework, Strategi Ampuh Memenangkan Komunikasi Digital

Di tengah pesatnya perkembangan dunia digital, strategi komunikasi tidak lagi bisa dilakukan secara asal.

Mengapa Sebelum Membaca Alquran Harus Membaca Taawuz dan Basmalah?

Sebelum membaca Alquran harus membaca taawuz dan basmalah. Pelajari alasan, manfaat, dan dalilnya dalam Islam.

200+ Nama Hewan Peliharaan Aesthetic yang Unik dan Menarik untuk Peliharaanmu

Temukan 200+ nama hewan peliharaan aesthetic yang unik dan menarik untuk anjing, kucing, dan lainnya. Pilih nama sempurna untuk peliharaanmu!

Anak Kandung dan Suaminya di Lampung Curi Uang-Emas Orang Tua Senilai Rp43 Juta

Lampung Geh, Pesawaran - Seorang anak kandung nekat mencuri perhiasan dan uang tunai milik orang tuanya. Peristiwa itu terjadi di Dusun Srimulyo, Desa Gerning, Kecamatan Tegineneng, Pesawaran. Pelaku bernama Marsih (33) warga Desa Gerning, Tegineneng, Pesawaran. Ia ditangkap karena melakukan pencurian bersama suaminya Siregar (33). Kasatreskrim Polres Pesawaran, Iptu...

Anwar Ibrahim Ungkap Malaysia Tak Diundang Hadiri KTT Perdamaian Gaza di Mesir

Malaysia rupanya tidak diundang menghadiri KTT Perdamaian Gaza yang berlangsung di Mesir. PM Anwar Ibrahim menyebut tindakan itu diambil karena mereka tak mendukung 20 poin proposal damai Gaza yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Anwar mengatakan, hanya negara-negara yang memberikan dukungan penuh terhadap proposal itu yang...

Bahlil Buka Potensi Ada DMO CPO untuk Penuhi Kebutuhan B50

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, membuka potensi adanya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk memenuhi kebutuhan biodiesel 50 persen alias B50. Bahlil mengatakan, persiapan implementasi B50 tengah dalam proses uji coba mesin. Saat mandatori B50 dapat berjalan pada...

Good Kid Kisahkan Pertemuan tidak Terduga dengan Mantan di Single Wall

Lagu Wall dari Good Kid bercerita tentang momen tidak terduga ketika tanpa sengaja bertemu kembali dengan mantan yang hampir menjadi the one. 

Pramono Targetkan Pembongkaran Tiang Monorel Mangkrak Dimulai Januari 2026

Pramono Anung menargetkan pembongkaran tiang-tiang monorel mangkrak di sepanjang Jalan HR Rasuna Said dan kawasan Senayan akan mulai dilakukan pada Januari 2026

Denmark Open: Tampil Mendominasi, Putri KW Hajar Wakil India

Putri Kusuma Wardani berhasil melangkah ke babak 16 besar Denmark Open 2025. Melawan wakil India, Anmol Kharb, di Jyske Bank Arena, Selasa (14/10) siang WIB, Putri menang 21-9 dan 21-14. Putri tampil bagus di gim pertama. Tunggal Indonesia itu sudah unggul dengan skor 4-1. Jarak semakin menjauh usai Putri...

100 Teka Teki Lucu Paling Keren dan Orisinal untuk Bikin Ngakak

Nikmati 100 teka teki lucu paling keren dan orisinal! Fresh, nggak pasaran, cocok untuk seru-seruan bareng teman atau keluarga.

Penjelasan BMKG soal Cuaca Semarang Panas Menyengat hingga Akhir Oktober

Belakangan ini masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, merasakan cuaca panas menyengat seharian. Kondisi ini akan bertahan hingga akhir Oktober 2025. Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani, Giyarto mengatakan, cuaca panas ini merupakan fenomena yang biasa saja. Sebab, Oktober merupakan bulan terpanas dibandingkan bulan-bulan...

Gubernur Kaltim Siapkan 25 Ribu Hektare Lahan untuk Cetak Sawah

Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud siapkan 25 ribu hektare lahan untuk program cetak sawah demi ketahanan pangan. Tantangan dan potensi Kaltim dibahas.