
Indra Lutfiana Putra (17 tahun) siswa kelas XII SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, kembali belajar di sekolah pada Rabu (15/10). Ia adalah siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah dan ditampar oleh kepala sekolahnya.
Penamparan tersebut sempat memicu aksi protes dari para siswa. Mereka melakukan mogok sekolah pada 13-14 Oktober 2025. Usai mogok sekolah sempat menerapkan pembelajaran daring bagi para siswa termasuk Indra.
Wakasek Humas SMAN 1 Cimarga, Dhea, mengatakan saat ini Indra bersama seluruh siswa mulai kembali sekolah secara normal setelah pihak sekolah dan Dindikbud Provinsi Banten melakukan diskusi guna memenuhi keinginan para siswa.
“Jadi mereka atas nama siswa berunjuk rasa untuk tidak ada kekerasan di sekolah, saya sudah tekankan bahwa apa yang teman mereka lakukan itu salah karena merokok di lingkungan sekolah, mereka menyetujui, mereka inginkan itu di sekolah tidak ada kekerasan,” ungkap Dhea, Rabu (15/10).
“Sudah (masuk sekolah) alhamdulillah, seluruh siswa termasuk korban (ILP) sudah menjalankan KBM [kegiatan belajar mengajar] seperti biasa,” imbuhnya.
Duduk Perkara Kasus

Indra diduga ditampar oleh kepala sekolahnya, Dini Fitria, karena kedapatan merokok di lingkungan sekolah pada Jumat (10/10).
Akibat peristiwa ini seluruh siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, mogok sekolah pada Senin (13/10). Aksi mogok ini merupakan bentuk protes atas tindakan kepala sekolah.
Indra mengaku ditampar Dini karena kedapatan merokok di lingkungan sekolah saat kegiatan Jumat Bersih pada hari Jumat (10/10) lalu.
Menurutnya, saat itu dirinya ditegur karena kepergok kepala sekolah tengah asyik nongkrong sambil merokok di sebuah warung yang ada di lingkungan SMAN 1 Cimarga.
“Saya kaget waktu ketemu Kepsek, rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama Kepsek. Enggak ketemu (puntung rokoknya), lalu kepsek bilang saya bohong,” kata Indra, Senin (13/10).
Indra mengatakan, saat itu dia dituding berbohong sehingga membuat kepala sekolah naik pitam dan melakukan kekerasan serta melontarkan kata-kata kasar terhadap dirinya.
“Terus beliau marah, nendang saya di punggung, terus nampol saya di pipi kanan. Kepsek juga bilang g*bl*k, a*j*ng, terus nyuruh saya nyari lagi rokoknya, padahal udah enggak ada,” ujarnya.
Tak berhenti sampai di situ, menurut Indra, dia terus mendapatkan kata-kata kasar dari kepala sekolah setelah digiring ke ruang guru. Bahkan kata-kata kasar kepala sekolah dilontarkan terhadap dirinya, di hadapan guru-guru lainnya.
“Beliau masih marah-marah, bilang enggak menghargai dan katanya baru pertama kali marah sampai seperti itu,” kata Indra.
Penjelasan Kepsek

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Fitria tak menampik telah menampar Indra. Namun menurutnya, tamparan yang diberikan pun hanya pelan karena emosi siswanya telah berbohong.
“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan tidak ada pemukulan keras,” kata Dini.
“Saya tidak menendang, hanya menepuk bagian punggung. Itu pun karena emosi spontan, tidak ada luka atau bekas apa pun,” sambungnya.
Dini beralasan, perbuatannya itu dilakukan karena siswa tersebut mencoba melarikan diri usai terpergok olehnya sedang merokok di sebuah warung di sekitar sekolah.
“Saya lihat dari jarak 20-30 meter ada asap rokok di tangan itu. Saya panggil dengan suara keras, karena jaraknya cukup jauh, anak itu langsung lari,” ujarnya.
Dini mengatakan akan lebih berhati-hati dalam menjaga komunikasi antar guru, siswa dan orang tua siswa agar bisa membentuk karakter siswa yang lebih baik di masa mendatang.
“Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi,” tutupnya.