
Satgas Penanganan Cesium-137 mengecek langsung laporan dari FDA AS terkait dugaan cemaran radioaktif Cesium-137 di 3 tempat. Yakni pabrik cengkeh di Surabaya, perkebunan cengkeh di Pati, hingga perkebunan cengkeh di Lampung.
Hal ini merupakan lanjutan dari temuan radioaktif di pabrik kawasan Cikande, Serang, Banten, beberapa waktu lalu.
“Begitu mendapatkan laporan resmi dari USFDA mengenai produk cengkeh Indonesia yang terkontaminiasi Cs-137, Satgas Penanganan Cs-137 melalui BAPETEN langsung mengirim tim untuk meninjau 3 lokasi, yaitu Surabaya (lokasi pengolahan Cengkeh), Pati Jawa Tengah (lokasi perkebunan) dan Lampung (lokasi perkebunan) untuk melakukan pengecekan dan verifikasi,” kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cesium-137, Bara Hasibuan dalam keterangannya, Selasa (14/10).
Bara menambahkan, dari hasil pengecekan, dua area yakni pabrik di Surabaya dan perkebunan di Pati clear, tak ada kontaminasi. Sementara ada temuan Cesium-137 dalam jumlah terbatas di perkebunan cengkeh di Lampung.
“Kami bisa memberikan konfirmasi bahwa ditemukan kontaminasi di perkebunan di Lampung. Kontaminasi tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya,” kata Bara.
Ia menambahkan, sebagai langkah kehati-hatian, BAPETEN merekomendasikan agar produk cengkeh yang terindikasi kontaminasi tidak diperjualbelikan sementara waktu. Hal ini berlaku sampai hasil uji laboratorium lanjutan selesai dilakukan.
“Tim masih melakukan penelusuran sumber kontaminasi Cs-137,” kata dia.
Pemerintah sedang bergerak cepat melokalisir kontaminasi ini agar tidak meluas ke wilayah lain.
“Masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tetap tenang dan menunggu hasil uji laboratorium resmi. Pemerintah akan terus memberikan informasi terkini secara terbuka kepada publik,” tutupnya.