
Dokter Astrandaya Ajie atau dr. Astra, spesialis anestesi Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, mempolisikan seorang dosen Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang berinisial MDS. Laporan itu terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan MDS ke Astra.
RSI Sultan Agung menghormati proses hukum yang dilayangkan Astra.
Direktur Utama RSI Sultan Agung, Agus Ujianto, mengatakan, keluarga pasien sudah menyampaikan permintaan maaf dalam forum yang dihadiri organisasi profesi hingga pihak fakultas kedokteran. Namun, proses hukum tetap berjalan.
“Dalam pertemuan yang difasilitasi, suami pasien bahkan menyampaikan terima kasih sekaligus permohonan maaf. Tapi kami juga menghormati langkah hukum yang dipilih dokter Astra,” ujar Agus di Semarang, Senin (15/9).
Ia menjelaskan, pihak rumah sakit juga sudah menyiapkan tim advokasi untuk mendampingi tenaga medis yang menjadi korban.
“Penegakan hukum itu kan nanti mengikuti hasil penyidikan dari para penyidik. Jadi saya nggak bisa berandai-andai, yang penting saya sebagai direksi sudah membawa tim advokasi, kemudian juga tim pengawal bagi mereka,” jelas dia.
Saat ini, dokter Astra sedang mengambil cuti selama satu bulan dan tidak melakukan praktik.
Soal luka yang diderita Astra akibat penganiayaan, Agus menyerahkan pada hasil visum.
“Itu nanti biar visumlah yang jawab. Saya kan nggak lakuin visum,” katanya.
Melahirkan Metode ILA
Agus menjelaskan, dugaan penganiayaan itu terjadi Kamis (4/9). Saat itu istri MDS dijadwalkan menjalani persalinan dengan metode Intrathecal Labour Analgesia (ILA) atau teknik anestesi yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit saat persalinan normal pada Jumat (5/9).
“Pada Jumat siang pasien tersebut melahirkan dibantu oleh dokter S dan tenaga kesehatan dari rumah sakit. Karena dokter A [Astra] datang terlambat dan tidak jadi menggunakan metode ILA, suami pasien D marah-marah kepada dokter A,” ungkap Agus.
Berada dalam Satu Yayasan
Meskipun RSI Sultan Agung dan Unissula berada dalam satu yayasan, namun Agus menegaskan akan berada di sisi tenaga medis dan melakukan pembelaan.
“Ya kita kan harus melindungi. (Nggak sungkan dengan Unissula?) Ya nggak tuh. Ini kan urusannya beda pasien dan keluarga, jangan dulu bawa-bawa ke situ,” kata Agus.
Sebelumnya, ramai di media sosial dugaan kekerasan yang dilakukan MDS, dosen Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang terhadap dokter di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang.
Dalam video yang beredar, dinarasikan MDS marah kepada Astra, dokter anestesi, dan bahkan mengancam akan membakar rumah sakit.
Ia diduga tak terima karena pihak rumah sakit tidak menuruti keinginannya agar sang istri melahirkan secara normal.