
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Gorontalo, Rachmat Gobel, bertemu dengan Kazuo Kishida, Wali Kota Hokota, Ibaraki, Jepang. Mereka berdua sepakat bekerja sama di sektor pertanian.
“Kami sepakat untuk menjalin kerja sama di bidang pertanian dan membangun sister city antara Hokota dan Gorontalo. Para petani muda Gorontalo juga akan dikirim ke Jepang,” kata Gobel melalui keterangan tertulis, Rabu (15/10).
Pada Agustus 2022, Gobel sudah berkunjung ke Hokota dan bertemu Kishida. Dalam pertemuan itu, selain disuguhi makan siang khas Jepang, Gobel juga disuguhi melon dan ubi jalar (sweet potato).
“Melonnya lembut dan manis. Cara makan melonnya dengan disendok langsung dari buahnya, saking lembutnya. Ubinya juga lembut dan manis. Hokota berhasil menjadikan pertanian sebagai profesi yang menguntungkan,” ujar Gobel.

Menurutnya, Hokota berhasil menjadi daerah yang maju dan makmur berkat kemajuan dalam budidaya pertanian. Hokota menjadi penghasil jeruk, melon, ubi jalar, strawberry, bayam, tomat, kentang, dan lobak. Untuk melon dan ubi jalar, Hokota menjadi produsen terbesar di Jepang dan menyuplai untuk seluruh Jepang.
“Ini karena kualitas hasil pertaniannya terbaik sehingga bisa menghasilkan produk premium dan tentu dengan harga yang bagus. Semua ini berkat inovasi dalam pengolahan saat menanam maupun pasca panen. Yang menarik adalah bahwa hal itu terjadi berkat peran pemerintah daerah yang mendorong petani untuk berinovasi,” ungkap Gobel.
Saat ini, kata Gobel, ada 4.000 pekerja dari berbagai negara di wilayah tersebut. Dari Indonesia ada 1.000 orang yang bekerja di pertanian Hokota. Gobel akan mengirim para petani muda Gorontalo untuk belajar bertani di Hokota.
“Pemerintah Hokota juga akan mengirim tenaga ahlinya untuk melakukan asistensi bagi petani di Gorontalo,” kata Gobel.
Untuk tahap pertama, akan dilakukan kerja sama dalam pengolahan ubi jalar. “Kita mulai dari yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Selanjutnya bisa berkembang ke komoditas pertanian lain seperti kacang tanah misalnya,” terang Gobel.

Gobel mengatakan pertanian akan menjadi sektor yang menguntungkan dan menyejahterakan petani jika ada nilai tambah terhadap produknya. Menurutnya yang perlu dilakukan yaitu, pertama, menemukan cara bertani yang inovatif. Kedua, pengolahan pasca panen yang juga inovatif. Ketiga, menemukan bibit yang unggul dan disukai konsumen. Keempat, melakukan pengolahan hasil pertanian untuk menjadi produk lain.
“Jangan lupa, lahan petani di Hokota tak luas. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kualitas produknya yang premium,” ujar Gobel.
Gobel berharap melalui inovasi di bidang pertanian ini Gorontalo akan mengalami perubahan dan lompatan kemajuan, serta kesejahteraan. Ia mengatakan keadaan tersebut penting untuk disadari karena mayoritas profesi penduduk Gorontalo yang menjadikan pertanian sebagai pilihan prioritas.
“Semua hanya mungkin terjadi jika semua pihak saling mendukung, berkolaborasi, dan bersatu,” tutur Gobel.