
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,7 persen dengan adanya program perumahan. Sebab menurut dia, program perumahan memiliki dampak terhadap industri terkait lainnya.
“Saya yakin kalau program beliau (Menteri PKP Maruarar Sirait) jalan, 5,6 persen, 5,7 (persen), sambil tidur saya bisa dapat. Katanya Presiden, kalau di atas 5,5 (persen) saya dapat hadiah,” kata Purbaya di Kantor Kementerian PKP, Jakarta Pusat pada Selasa (14/10).
Terkait dampak terhadap industri terkait, Purbaya mengatakan salah satu yang merasakan adalah industri semen. Dia juga melihat jangkauan dampak ekonomi dari program perumahan sangat besar.
“Tapi, amat signifikan (sumbangsih ke PDB). Karena 3 juta bukan rumah saja, ada 4 juta semen. Rumah itu, jangkauan besar, sih. Jadi, di segala sisi, naik semua,” ujarnya.
Ke depan purbaya juga melihat jumlah permintaan di sektor perumahan akan tumbuh. Hal ini karena kondisi ekonomi sedang membaik. Selain itu, Purbaya menilai saat ini merupakan momen yang baik untuk memiliki rumah.

“Saya pikir bulan-bulan ke depan, akan banyaklah orang yang punya uang lebih daripada kita. Harusnya demand-nya akan tumbuh juga. Jadi, semua orang kan ingin punya rumah,” katanya.
“Untuk yang belum punya rumah, yang banyak jumlahnya itu, 9,6 juta lebih itu (angka backlog perumahan), harusnya ini kesempatan yang bagus,” lanjutnya.
Pada tahun 2025, kuota FLPP meningkat menjadi 350.000 unit dari 220.000 unit. Dengan begitu, anggaran yang dikucurkan pemerintah juga turut naik menjadi Rp 35,2 triliun tahun ini.
Berdasarkan catatan BP Tapera per 24 September 2025, realisasi penyaluran KPR FLPP telah mencapai 180.126 unit atau 51,46 persen dari target atau dengan nilai sekitar Rp 22,35 triliun.