
Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia Fadli Zon mengungkapkan, sebesar 70 persen penulisan ulang sejarah telah rampung. Nantinya, kementerian juga akan menyelenggarakan diskusi publik untuk membahas bersama.
Ia menambahkan, pelantikan Presiden Prabowo Subianto yang baru dihelat Oktober 2024 lalu akan masuk materi.
“Kemudian tentu periode-periode kolonialisme sampai pemerintahan-pemerintahan dari presiden Soekarno sampai pelantikan Pak Presiden Prabowo kira-kira gitu,” kata Fadli kepada wartawan, di Kampus IPDN, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/6).
Fadli menjelaskan, istilah zaman prasejarah juga akan ditulis sebagai sejarah awal. Sebab, adanya perbedaan pandang mengenai terminologi.

“Ya, para sejarawan dan arkeolog yang terlibat di dalamnya itu sepakat menulisnya itu pakai sejarah awal, bukan prasejarah. Ini memang ada perbedaan pendapat, prasejarah itu adalah terminologi lama atau terminologi salah satu terminologi gitu ya, yang menganggap bahwa sejarah itu baru ada setelah tulisan ada,” tutur dia.
Fadli mengatakan, penulisan ulang sejarah ini bertujuan untuk memperbarui penemuan. Misalnya, sejarah Indonesia dimulai pada abad 4 M ketika tulisan pertama kali ditemukan. Sementara faktanya, sejarah Indonesia dimulai dari 1,8 juta tahun sebelumnya.
Kala itu, orang-orang sudah mulai membuat kapak dari bebatuan, busur, dan unsur-unsur kebudayaan yang menjadi identitas.
“Jadi sejarah Indonesia itu dimulai pada abad keempat karena di situ ada tulisan. Ini para penulis kita menganggap kita dari zaman 1,8 juta tahun yang lalu, sudah ada sejarah,” jelasnya.
Penulisan sejarah juga melibatkan sejarawan dari 34 perguruan tinggi se-Indonesia. Ada 113 doktor profesor guru besar. Rencananya, produk ini akan dilaunching Agustus mendatang.