
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memastikan bahwa pendapatan tol Gerbang Tol (GT) Fatmawati 2 tidak berkurang akibat rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan di Jalan TB Simatupang.
Hal itu disampaikan Pramono usai meninjau uji coba rekayasa lalu lintas GT Fatmawati 2, di Stasiun MRT Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (15/9).
Pramono menyebut, kendaraan roda empat yang melewati GT Fatmawati 2 hanya melintas di lajur sebelah kiri.
“Tidak ada pendapatan tol yang berkurang. Karena memang hanya kita gunakan jalur sebelah kiri yang selama ini tidak dilalui. Sehingga dengan demikian, pendapatan dari tol enggak berkurang,” ucap Pramono kepada wartawan.

Pramono menyebut, uji coba rekayasa lalu lintas akan dilaksanakan selama lima hari ke depan hingga Jumat (19/9) mendatang. Jika dalam lima hari tersebut terjadi penurunan angka kemacetan, maka rekayasa lalu lintas bakal terus berlanjut hingga akhir Oktober.
Namun, Pramono belum bisa membeberkan parameter penurunan angka kemacetan dalam uji coba rekayasa lalu lintas tersebut.
“Yang paling utama, lima hari ini. Kalau lima hari ini, kemacetan katakanlah bisa diturunkan, karena kan kita punya datanya. Maka ya, kami akan perpanjang sampai dengan Oktober,” tutur dia.
“Kalau enggak menurunkan, ya kita cari jalan keluar yang lain. Tapi saya berharap, mudah-mudahan ini bisa menurunkan kemacetan yang ada di sini,” imbuhnya.

Untuk menentukan kelanjutan rekayasa lalu lintas hingga akhir Oktober itu, mantan Seskab dua periode tersebut menyebut bakal memerintahkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dalam perhitungan data kemacetan di TB Simatupang selama uji coba yang berlangsung hingga Jumat (19/9) mendatang.
“Saya akan meminta kepada Dinas Perhubungan dan Asisten Pembangunan untuk menghitung [penurunan angka kemacetan] itu, ya. Sehingga, kalau kemudian saya jawab, pasti saya ngarang. Saya enggak mau ngarang,” terang Pramono.
“Tapi intinya, mudah-mudahan apa yang kita lakukan setelah melakukan evaluasi ini, penurunan kemacetan di Simatupang dapat dilakukan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Pramono menjelaskan, akhir Oktober itu juga merupakan batas waktu yang diberikan kepada Perumda Air Minum Jaya (PAM JAYA), Perumda Pengelolaan Air Limbah Jaya (PAL JAYA), dan Bina Marga dalam menyelesaikan proyek di sepanjang TB Simatupang.
“Kenapa akhir Oktober? Karena di akhir Oktober adalah batas waktu yang saya berikan kepada PAM JAYA untuk air, PAL JAYA untuk limbah, dan Bina Marga,” kata dia.
“Kalau itu bisa dilakukan, mudah-mudahan persoalan kemacetan di TB Simatupang yang menurut saya horor ini, bisa betul-betul kita tangani secara baik,” pungkasnya.