
Perdana Menteri Nepal Sushila Karki mulai membentuk kabinet sementara. Orang dekat Karki mengatakan jumlah anggota kabinet dibatasi hanya 15 menteri.
Dikutip dari The Kathmandu Post, Senin (15/9), Karki menunjuk mantan menteri keuangan Rameshore Khanal sebagai menteri keuangan dan pengacara ternama Om Prakash Aryal sebagai menteri dalam negeri.
Karki juga menunjuk mantan direktur eksekutif Otoritas Listrik Nepal Kulman Ghising sebagai menteri energi dan irigasi. Ghising juga ditugaskan untuk dua kementerian lainnya, yaitu Kementerian Infrastruktur Fisik dan Transportasi dan Kementerian Pembangunan Perkotaan.
Menteri yang telah ditunjuk disebut akan segera diambil sumpahnya hari ini. Sementara menteri-menteri lain akan ditunjuk secara bertahap.

“Ada tekanan untuk menunjuk seseorang sebagai menteri dalam negeri dan menteri keuangan untuk memulihkan keadaan, menanamkan harapan di antara berbagai pemangku kepentingan termasuk komunitas bisnis, dan memberikan rasa lega kepada publik. Itulah sebabnya dia memilih beberapa orang terbaik dengan integritas profesional yang terbukti,” kata ajudan yang sering menjadi penasihat Karki.
Aryal yang dipilih Karki sebagai menteri dalam negeri awalnya menyatakan ingin tetap berada di luar pemerintahan. Namun, dia akhirnya setuju untuk bergabung dengan pemerintah.
Ajudan itu juga mengatakan Aryal terlibat dalam negosiasi antara Presiden Ramchanda Paudel, Karki, perwakilan Gen Z, dan pemimpin partai-partai besar.
Konsultasi untuk membentuk kabinet sementara dimulai pada Sabtu (13/9) malam. Kemudian pada Minggu (14/9) malam, dia akhirnya memutuskan untuk menunjuk Aryal sebagai Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum, Kehakiman, dan Urusan Parlemen. Sementara penunjukan Khanal dan Ghising diputuskan pada hari yang sama.
Sushila Karki Janji Akan Bekerja Sesuai Keinginan Gen Z

Usai mengambil sumpah sebagai perdana menteri, Karki muncul ke publik dan memberikan pernyataan perdana.
“Kita harus bekerja sesuai dengan pemikiran Gen Z,” katanya, dikutip dari AFP.
Bank Dunia mengungkapkan seperlima penduduk di Nepal berusia antara 15-24 tahun menganggur.
“Apa yang Gen Z tuntut adalah pemberantasan korupsi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan kesetaraan ekonomi,” lanjutnya.
Nama Karki muncul sebagai calon perdana menteri usai Gen Z berdiskusi dan melakukan pemungutan suara di Discord. Nama Karki kemudian dibawa perwakilan Gen Z ke Panglima Angkatan Darat Ashok Raj Sigdel dan Presiden Ram Chandra Paudel.

“Dalam situasi yang saya hadapi ini, saya tidak ingin berada di sini. Nama saya dibawa dari jalanan,” katanya.
“Kami tidak akan ada di sini [pemerintahan] lebih dari 6 bulan dalam situasi apa pun. Kami akan menyelesaikan tanggung jawab kami dan berjanji akan menyerahkannya kepada parlemen dan menteri selanjutnya,” lanjutnya.
Demo besar yang dimotori Gen Z berlangsung selama dua hari pekan lalu. Namun, demo itu berakhir ricuh dan setidaknya 72 orang tewas dan 191 orang terluka.
Demo yang berlangsung dua hari pekan lalu itu disebut sebagai demo terburuk sejak berakhirnya perang saudara dan penghapusan monarki pada 2008 lalu.
K.P. Sharma Oli pun memutuskan untuk mundur sebagai perdana menteri. Tak hanya itu, parlemen telah dibubarkan dan pemilu diputuskan akan digelar pada 5 Maret 2026.