BerandaPasar Fashion Muslim dan...

Pasar Fashion Muslim dan Paradoks Icarus

Ilustrasi gambar desainer fesyen muslim. Sumber: Shutter Stock.
Ilustrasi gambar desainer fesyen muslim. Sumber: Shutter Stock.

Di tengah riuh rendah lorong Blok B Tanah Abang, Ismed yang nerupakan pedagang kain siap tenun menatap kosong gulungan kain polos di depan tokonya. Ia sudah 20 tahun berdagang. Dahulu, menjelang Ramadan, antrean pembeli bisa memanjang sampai depan eskalator. Kini, pesanan turun drastis. “Orang lebih banyak beli yang sudah jadi di online,” katanya lirih. Kain yang dahulu dia beli dari pabrik tekstil di Majalaya, saat ini sudah jarang tersedia. “Pabriknya banyak tutup. Sekarang kainnya impor semua,” tambahnya, sembari menggulung sisa stok yang makin menipis.

Nasib Ismed adalah potret mini dari tragedi besar yang sedang menimpa industri fesyen muslim Indonesia — sebuah paradoks Icarus. Seperti Icarus dalam mitologi Yunani yang terbang tinggi dengan sayap lilin, kita pun punya “dua sayap” luar biasa: kreativitas desainer yang diakui dunia dan pasar domestik senilai Rp289 triliun, sebagaimana disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Namun, terbuai oleh kekuatan itu, kita terbang terlalu tinggi mendekati “matahari” globalisasi tanpa menyadari bahwa sayap kita terbuat dari lilin yang rapuh dikarenakan negara kita terbuai dengan ketergantungan impor.

Daya Beli Tanpa Daya Produksi

Foto presentasi brand Dian Pelangi. Sumber: Shutter Stock.
Foto presentasi brand Dian Pelangi. Sumber: Shutter Stock.

Kenyataan pahit itu diungkap langsung Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Dari total pasar fesyen muslim senilai Rp289 triliun, 99% dikuasai produk impor, terutama dari Tiongkok. Angka tersebut bukan sekadar statistik. Angka yang muncul merupakan peringatan bahwa kita sudah kehilangan kendali atas pasar sendiri. Padahal, Indonesia sudah memiliki potensi menjadi pusat mode muslim dunia. Desainer seperti Dian Pelangi pernah membanggakan Indonesia di panggung internasional, membawa semangat modest fashion yang modern dan berkarakter lokal.

Begitu pula Jenahara Nasution, dengan brand Jenahara yang berusaha menggabungkan kesederhanaan dan kekuatan karakter wanita muslim Indonesia dalam setiap potong busana. Namun, hasil buah karya mereka tersebut, masih berjuang sendirian di tengah banjir produk murah yang datang setiap hari dari negeri seberang.

Sedangkan kondisi saat ini yang terjadi di belakang layar, realitasnya lebih getir. Sekitar 60–70% bahan baku tekstil kita masih diimpor, terutama benang, serat sintetis dan kain jadi dari Tiongkok dan Korea Selatan. Akibatnya, bahkan ketika produk akhir yang dijahit di Indonesia, rantai nilainya tetap mengalir ke luar negeri. Kita sekadar menjadi “tukang jahit global” yang menambahkan label lokal pada bahan impor.

Benturan di Ekonomi Model Bentuk-K

Ilustrasi gambar ekonomi bentuk-K pada sektor fesyen. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Ilustrasi gambar ekonomi bentuk-K pada sektor fesyen. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Kondisi ini menimbulkan ekonomi bentuk-K di sektor fesyen. Di “garis atas K”, importir dan pemilik platform e-commerce menikmati keuntungan besar dari pasar triliunan rupiah. Mereka bisa menjual produk impor dengan margin tipis tapi volume raksasa.

Sementara di “garis bawah K”, jutaan penjahit rumahan, perajin busana muslim dan pedagang kain seperti Ismed di Tanah Abang jatuh bebas hanya untuk memperebutkan sisa 1% pasar di tanah airnya sendiri. Ironinya, di saat pemerintah menggelorakan kampanye “Bangga Buatan Indonesia”, sebagian besar produk yang kita banggakan itu justru diproduksi di pabrik luar negeri.

Kita terjebak dalam ilusi kemandirian: seolah-olah ekonomi kreatif sudah berdikari, padahal fondasi industrinya lapuk oleh ketergantungan impor. Paradoks ini adalah wajah baru Icarus yang terlihat bukan karena kekurangan ambisi, tetapi karena kelebihan euforia tanpa industrialisasi.

Bercermin dari Langit Eropa

Namun, di tengah kejatuhan itu, secercah peluang muncul dari barat. Kesepakatan IEU-CEPA (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang baru saja mencapai tahap finalisasi membuka peluang baru bagi ekspor produk fesyen muslim Indonesia ke Eropa. Pasar Eropa memiliki segmen besar untuk modest fashion, terutama di Prancis, Jerman dan Belanda yang memiliki komunitas muslim migran signifikan. Tapi, perjanjian dagang ini akan sia-sia apabila kita belum menambal “sayap lilin” yang rapuh di dalam negeri.

Ekspor hanya bisa dilakukan oleh negara yang kuat di dalam dan efisien di luar. Artinya, IEU-CEPA baru akan menguntungkan Indonesia jika dan hanya diiringi dengan strategi substitusi impor, industrialisasi hulu dan perlindungan manufaktur kecil hingga menengah. Tanpa hal itu, kita hanya akan menjadi penonton dari etalase global dan lagi-lagi hanya akan terpesona oleh sinar matahari yang sama.

Menjahit Kembali Sayap yang Patah

Kini, pertanyaan kita bukan lagi terbatas dalam hal apakah Indonesia punya potensi. Potensi sudah jelas ada dan hasilnya nyata, membuat bangga generasi penerus bangsa serta bisa membuka lapangan pekerjaan baru yang akan mengoptimalkan bonus demografi. Hal yang kita butuhkan adalah kemauan politik dan keberanian industri untuk menjahit kembali sayap yang patah untuk bangkit dari keterpurukan. Kita perlu membangun Benteng Domestik dengan memperkuat pabrik tekstil nasional, memberi insentif bagi produsen lokal dan menutup kebocoran impor ilegal yang menenggelamkan pasar rakyat.

Kisah Icarus selalu berakhir tragis karena ia tak mendengarkan peringatan. Tapi kisah kita belum harus berakhir demikian. Masih ada waktu untuk belajar dari jatuhnya usaha Ismed, dari perjuangan Dian Pelangi dan Jenahara, dari 99% pasar yang hilang dan dari peluang yang terbuka di langit Eropa. Kita hanya perlu satu hal, yaitu keberanian untuk tidak terbang dengan sayap lilin lagi.

- A word from our sponsors -

spot_img

Most Popular

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More from Author

Carlo Ancelotti belum Tutup Pintu Bagi Neymar di Timnas Brasil

Pelatih timnas Brasil Carlo Ancelotti menyaratkan Neymar harus pulih benar dari...

Ojol di Sampang Dibegal Penumpang: Disiram Bensin, Dibakar, Motor Digondol

Stevens Charles Ricky (48 tahun), seorang ojek online (ojol) asal Sidoarjo,...

Cak Imin soal Ponpes Al Khoziny Ambruk: 67 Meninggal, 5 Cacat Seumur Hidup

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, ambruknya...

Pol Espargaro akan Gantikan Maverick Vinales di GP Australia dan GP Malaysia

Pembalap Red Bull KTM Pol Espargaro, yang berperan sebagai pembalap cadangan,...

- A word from our sponsors -

spot_img

Read Now

Carlo Ancelotti belum Tutup Pintu Bagi Neymar di Timnas Brasil

Pelatih timnas Brasil Carlo Ancelotti menyaratkan Neymar harus pulih benar dari cedera jika ingin kembali memperkuat Selecao. 

Ojol di Sampang Dibegal Penumpang: Disiram Bensin, Dibakar, Motor Digondol

Stevens Charles Ricky (48 tahun), seorang ojek online (ojol) asal Sidoarjo, dibakar oleh penumpangnya sendiri. Sepeda motornya juga ikut dirampas oleh pelaku. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Dusun Panyiburan, Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, pada Senin (13/10) sekitar pukul 07.30 WIB. Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko...

Cak Imin soal Ponpes Al Khoziny Ambruk: 67 Meninggal, 5 Cacat Seumur Hidup

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo adalah tragedi kemanusiaan yang tak boleh terulang. Presiden Prabowo Subianto sangat concern akan hal ini. Cak Imin mengungkap, selain 67 santri meninggal dunia, ada beberapa juga yang cacat seumur hidup. "Tragedi...

Pol Espargaro akan Gantikan Maverick Vinales di GP Australia dan GP Malaysia

Pembalap Red Bull KTM Pol Espargaro, yang berperan sebagai pembalap cadangan, akan menggantikan Maverick Vinales di GP Australia dan GP Malaysia, karena Vinales mengalami cedera.

Admedika Jelaskan Peran Strategis TPA bagi Pengembangan Digitalisasi Rumah Sakit

Melalui TPA, alur kerja sama RS-asuransi menjadi lebih terintegrasi.

Studi Ungkap Kimchi Bisa Bantu Cegah Kanker dan Tingkatkan Kesehatan Jantung

Studi menemukan konsumsi kimchi fermentasi berhubungan dengan penurunan gula darah, tekanan darah, dan trigliserida, serta potensi menurunkan risiko kanker.

Kesepakatan Damai Tercapai, Hamas Minta Trump Awasi Israel

Hamas angkat bicara perihal kesepakatan damai di Gaza yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Mesir, Senin (13/10). Trump menyebut kesepakatan damai mengakhiri dua tahun perang di Gaza sebagai hari luar biasa bagi Timur Tengah. Kendati tidak dihadiri pemimpin Israel dan Hamas, perjanjian damai itu disaksikan puluhan...

PSSI Gak Tahu Alasan Patrick Kluivert Langsung Pulang ke Belanda

Patrick Kluivert langsung pulang ke Belanda usai gagal bersama Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia. PSSI mengaku tak tahu alasan sang pelatih memilih langsung pulang, alih-alih ke Indonesia. Hal ini dituturkan oleh Waketum PSSI, Zainudin Amali, ketika ditemui wartawan di Stadion Madya, Jakarta, pada Senin (13/10). "Ya,...

Gianni Infantino Ikut Hadir di KTT Gaza

Tayangan acara tersebut memperlihatkan Presiden FIFA Gianni Infantino disambut oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Keduanya saling berjabat tangan dan berbincang.

50 Nama Latin Tumbuhan yang Wajib Kamu Ketahui untuk Pengetahuan Alam

Temukan 50 nama Latin tumbuhan lengkap dengan penjelasan sederhana. Pelajari nama ilmiah tanaman untuk menambah wawasan alam kamu!

Ciri-ciri Bapak J Ketua Dewan Pembina PSI

Bapak J resmi menjadi Ketua Dewan Pembina PSI 2025-2030. Identitasnya masih misterius, namun disebut sebagai politisi dan pengusaha. Pengumuman segera menyusul.

Pasien ODGJ Meninggal Tak Wajar, Bos Rumah Terapi di Pangandaran Jadi Tersangka

Pasien ODGJ diduga meninggal dunia dalam kondisi tak wajar saat dirawat di salah satu rumah terapi kejiwaan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.