BerandaOvarium, Organ Reproduksi Perempuan...

Ovarium, Organ Reproduksi Perempuan yang Bisa Alami Penuaan

Penuaaan Ovarium. Foto: denayunebgt/Shutterstock
Penuaaan Ovarium. Foto: denayunebgt/Shutterstock

Selayaknya organ tubuh manusia yang lain, ovarium juga bisa mengalami penuaan karena usia. Faktanya, ovarium adalah salah satu organ manusia yang paling cepat mengalami penuaan dibandingkan organ tubuh lainnya. Namun, apa yang dimaksud dengan penuaan ovarium, bagaimana dampaknya, dan bisakah penuaan ovarium ditunda? Simak selengkapnya di bawah ini.

Apakah itu penuaan ovarium?

Penuaan ovarium adalah proses alami ketika jumlah dan kualitas sel telur di dalam ovarium menurun seiring waktu. Di dalam ovarium terdapat kantung kecil berisi cairan yang disebut folikel, yakni tempat sel telur belum matang disimpan. Folikel ini berperan penting untuk kesuburan karena dari sinilah sel telur akan matang dan siap dibuahi setiap bulan.

Menurut artikel “Ovarian aging in humans: potential strategies for extending reproductive lifespan” dari National Library of Medicine, saat bayi perempuan masih dalam kandungan, ia memiliki sekitar tujuh juta folikel. Jumlah ini menurun menjadi sekitar satu hingga dua juta saat lahir, dan ketika mulai menstruasi hanya tersisa sekitar 300–400 ribu.

Sepanjang hidupnya, seorang perempuan hanya akan mengalami sekitar 400 kali ovulasi, sementara folikel lainnya akan hilang secara alami. Penurunan ini membuat cadangan sel telur (ovarian reserve) berkurang dari tahun ke tahun hingga akhirnya berhenti sama sekali ketika memasuki masa menopause.

Dilansir National Geographic, para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami alasan biologis di balik terjadinya menopause. Sebab, hanya sedikit sebetulnya spesies yang mengalami menopause, seperti manusia dan beberapa jenis paus. Kebanyakan mamalia betina pun bisa tetap subur hampir sepanjang hidupnya, sedangkan perempuan kehilangan kemampuan reproduksi bahkan puluhan tahun sebelum organ tubuh lain menunjukkan tanda-tanda penuaan.

Mengapa penuaan ovarium terjadi?

Penuaan ovarium terjadi secara bertahap dan akan berakhir ketika perempuan mencapai masa menopause, biasanya di usia 45 sampai 55 tahun. Faktor utama yang menentukan kapan menopause terjadi adalah genetik atau keturunan. Jadi, jika ibu atau nenek mengalami menopause di usia muda, kemungkinan besar hal itu juga akan terjadi pada generasi berikutnya.

Selain faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan juga berperan. Kebiasaan merokok, kurang gizi, berat badan yang terlalu rendah, atau olahraga berlebihan bisa mempercepat penuaan ovarium. Sebaliknya, gaya hidup sehat dengan aktivitas fisik yang cukup, berat badan ideal, dan pola makan seimbang bisa membantu memperlambat prosesnya.

Apa dampaknya bagi tubuh?

Ketika ovarium mulai menua, jumlah hormon estrogen yang dihasilkan juga berkurang. Padahal, hormon ini penting untuk menjaga kesehatan tulang, jantung, dan metabolisme tubuh. Akibatnya, menurut artikel “Can ovarian aging be delayed by pharmacological strategies?” dari National Library of Medicine, perempuan yang sudah menopause berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis, penyakit jantung, dan gangguan metabolik seperti obesitas atau diabetes.

Selain itu, penurunan cadangan ovarium juga berpengaruh pada kesuburan. Saat jumlah folikel menurun, peluang untuk hamil pun ikut berkurang. Ini sering menjadi tantangan bagi perempuan yang ingin memiliki anak di usia yang lebih matang.

Bisakah penuaan ovarium ditunda?

Meskipun tidak bisa dicegah sepenuhnya, penuaan ovarium bisa diperlambat. Kuncinya adalah menjaga kesehatan ovarium sejak dini, saat jumlah sel telur masih banyak dan kualitasnya masih baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain menjaga pola makan bergizi, rutin berolahraga dengan intensitas sedang, tidur cukup, dan menghindari rokok serta stres berlebihan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan yang menjalani gaya hidup sehat cenderung mengalami menopause lebih lambat. Menopause yang datang di usia lebih tua sering kali diikuti dengan manfaat kesehatan seperti tulang yang lebih kuat, risiko penyakit jantung yang lebih rendah, dan bahkan usia harapan hidup yang lebih panjang.

Penulis: Zulfa Salman

BACA JUGA: Ciri Haid Menjelang Menopause dan Gejala Lain yang Muncul

- A word from our sponsors -

spot_img

Most Popular

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More from Author

11 KRL Baru Buatan China Resmi Beroperasi, Layani Line Bogor dan Cikarang

Sebanyak 11 rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru produksi CRRC Qingdao...

Jus Buah Sebaiknya Hanya Dikonsumsi Satu Gelas Per Hari

Jika ingin mengonsumsi jus buah lebih disarankan untuk membuat sendiri di...

Astronom Temukan Bukti Planet Baru “Planet Y”, Calon Planet Kesembilan di Tata Surya

Peneliti dari Princeton University menemukan bukti adanya planet baru bernama “Planet...

ADB Kucurkan Pinjaman Rp 8,28 T untuk Perkuat Daya Saing-Pertumbuhan Hijau RI

Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai USD 500...

- A word from our sponsors -

spot_img

Read Now

11 KRL Baru Buatan China Resmi Beroperasi, Layani Line Bogor dan Cikarang

Sebanyak 11 rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru produksi CRRC Qingdao Sifang, China, resmi beroperasi di wilayah Jabodetabek. Total 132 unit kereta itu menjadi bagian dari program modernisasi armada PT KAI Commuter untuk menggantikan KRL lama yang telah habis masa pakainya. Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menjelaskan,...

Jus Buah Sebaiknya Hanya Dikonsumsi Satu Gelas Per Hari

Jika ingin mengonsumsi jus buah lebih disarankan untuk membuat sendiri di rumah dan hindari pemakaian gula tambahan atau susu kental manis.

Astronom Temukan Bukti Planet Baru “Planet Y”, Calon Planet Kesembilan di Tata Surya

Peneliti dari Princeton University menemukan bukti adanya planet baru bernama “Planet Y” yang diduga berada di sabuk Kuiper, tak jauh dari orbit Neptunus. 

ADB Kucurkan Pinjaman Rp 8,28 T untuk Perkuat Daya Saing-Pertumbuhan Hijau RI

Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai USD 500 juta atau sekitar Rp 8,28 triliun (kurs Rp 16.573 per dolar AS) untuk membantu Indonesia memperkuat daya saing ekonomi, mendorong pertumbuhan hijau, dan mempercepat perdagangan. Dana ini merupakan bagian dari subprogram ketiga Program Daya Saing, Modernisasi Industri,...

Disdik Banten Tegaskan Murid Merokok di SMAN 1 Cimarga Lebak Akan Disanksi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten menegaskan siswa yang merokok di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, akan disanksi.

Wacana Kenaikan Tarif Trans-Jakarta, DPRD DKI: Jangan Terburu-buru!

Sejak tarif awal Rp3.500 diberlakukan, layanan Trans-Jakarta terus berkembang pesat.

Kane Bawa Inggris Lolos ke Piala Dunia 2026, Portugal Tertahan Hungaria

Timnas Inggris memastikan tiket piala dunia 2026 setelah membungkam Latvia 5-0 dalam kualifikasi zona Eropa di Riga, Selasa (14/10). Gol Harry Kane jadi penentu kemenangan tim Three Lions

Kahiyang Ayu Ajak Anak-anak Cinta Budaya Lewat Batik

Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Kahiyang Ayu menghadiri kegiatan lomba membatik anak usia dini dalam rangka memeriahkan Hari Batik Nasional, yang digelar di Aula Perpustakaan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Jalan Lintas Sumatera, Selasa (14/10). Kegiatan berlangsung meriah dengan diikuti 150 peserta dari 25...

Industropolis Batang Tampilkan Inovasi Industri Hijau di World Expo 2025 Osaka

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang terus memperkuat kontribusinya terhadap upaya Indonesia dalam menarik investasi hijau di kancah global.

Cedera Hamstring, Robert Lewandowski Terancam Absen di Laga El Clasico

Striker Barcelona Robert Lewandowski mengalami cedera hamstring dan kemungkinan absen dalam pertandingan El Clasico melawan Real Madrid, akhir bulan ini.

Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Bukan untuk Cari Untung

WAKIL Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak boleh dijalankan dengan orientasi keuntungan.

Riset: Kolesterol Rendah Sejak Muda Bisa Turunkan Risiko Demensia Hingga 80%

Penelitian mengungkap kadar kolesterol rendah secara genetik dapat menurunkan risiko demensia hingga 80%.