
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengatakan saat ini terdapat dua proyek dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di IKN yang siap direalisasikan. Kedua proyek tersebut adalah proyek rusun yang akan digarap PT Nindya Karya (Persero) dan rumah tapak yang akan digarap oleh PT Intiland Development.
Dua proyek tersebut masuk ke dalam bagian dari 11 pemrakarsa KPBU untuk membangun 164 tower rusun dan 129 rumah tapak senilai Rp 52 triliun. Adapun porsi Nindya Karya adalah Rp 9,8 triliun untuk 8 rusun dan Intiland Rp 10 triliun untuk 109 rumah tapak.
Saat ini, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menuturkan kedua proyek tersebut tinggal menunggu Risiko dan Pengambilan Pembiayaan (RDPP) dari Kementerian Keuangan.
“Yang 2 (Nindya Karya dan Intiland) sudah ada di Menteri Keuangan. Itu untuk pembiayaan availability payment. Ini kami sedang proses. Kalau ini segera disetujui, bisa langsung realisasi tahun ini,” kata Basuki ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Senin (15/9).

Meski saat ini proyek KPBU baru meliputi hunian, Basuki juga membuka peluang proyek lain dengan skema tersebut ke depannya.
“Kalau KPBU an harus prasarana publik. jalan, MUT (multi-utility tunnel), hunian, district cooling itu yang untuk pendingin kawasan, yang dibikin FS (feasible study) nya juga,” ujarnya.
Selain proyek KPBU, Basuki juga menyebut ada investor asal Dubai yakni Dejem Group yang berminat untuk membangun mal serta masjid di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Perkiraan awal untuk pembiayaan proyek tersebut adalah Rp 3,7 triliun.
“Itu ada 10 hektare, yang 8 dibikin mal, yang 2 hektare dia mau wakafkan untuk masjid, ia mau bangun masjid,” kata Basuki.
Selain itu, terdapat pula investor asal Provinsi Anhui, China yang berminat untuk mengembangkan hunian di kawasan KIPP 1B. Terkait itu, saat ini investor tersebut masih melakukan studi kelayakan atau FS.