
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menemukan ada sebanyak 2.039 kios, distributor, hingga pengecer pupuk yang melakukan kecurangan hingga merugikan petani Rp 600 miliar per tahun.
Amran mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) kemudian menindak tegas dengan mencabut izin 2.039 kios, distributor hingga pengecer tersebut.
“Kami temukan ada 2.039 kios, distributor, pengecer yang bermasalah, kami umumkan izinnya dicabut. Estimasi kerugian petani itu Rp 600 miliar per tahun. Itu yang kedapatan, yang tidak kedapatan. Kalau 10 tahun kan Rp 6 triliun,” tutur Amran di Kantor Kementan, Senin (13/10).
Amran yang kini juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu menjelaskan sebanyak 2.039 kios, distributor hingga pengecer tersebut bertindak curang dengan menaikkan harga pupuk bersubsidi berkisar antara 18 hingga 20 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
HET pupuk bersubsidi untuk tahun 2025 telah diatur oleh Kementan, yaitu pupuk Urea sebesar Rp 2.250 per kg, pupuk NPK Phonska Rp 2.300 per kg, pupuk NPK untuk Kakao Rp 3.300 per kg, dan pupuk Organik Rp 800/kg.
Menurut Amran praktik kecurangan seperti ini merupakan permainan lama. Mulanya dalam setahun ke belakang Kementan mencabut sekitar 30 pelaku usaha yang melakukan kecurangan, namun jumlahnya bertambah ketika Kementan mengecek secara lebih detail.

Sebanyak 2.039 kios, distributor hingga pengecer tersebut akan diperiksa dan diinvestigasi lebih lanjut. Amran juga membuka peluang akan membawa perkara ini ke jalur hukum.
“Itu terjadi pada 6.383 kejadian kalau tidak salah, contoh nih satu kios ureanya naik NPK-nya naik. Jadi satu kios tapi dua kejadian, (total) itu 6.383 kejadian. Tetapi kiosnya 2.039 (yang) menaikan harga 18-20 persen lebih tinggi daripada HET, average 18 persen seluruh Indonesia,” jelasnya.
Amran memastikan akan menghentikan operasional seluruh kios tersebut dan stok pupuk yang ada akan dialihkan ke Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih. Dengan demikian distribusi pupuk terlebih untuk memenuhi kebutuhan masa tanam pada Desember-Januari nanti tidak akan terganggu.
“(Kios) di stop, diganti, (stok pupuk dialihkan) bisa ke Kopdes. Lebih bagus kalau Kopdes. Langsung serahkan Kopdes titip,” tuturnya.
“Kasihan petani kita, kita harus jaga mereka. Ada 160 juta petani kita jaga. Petani padi 116 juta kita harus jaga, dengan keluarga jaga. Mereka ujung tombak kita,” kata Amran.