
Pemerintah Meksiko mengumumkan rencana kenaikan tarif impor mobil hingga 50 persen. Kabar ini tentu menjadi sorotan negara-negara yang melakukan ekspor ke Meksiko, mulai dari China termasuk negara di Asia salah satunya Indonesia.
“Mereka (impor) sebenarnya sudah ada tarifnya. Yang akan kami lakukan adalah menaikkan ke level maksimum yang diperbolehkan,” kata Menteri Ekonomi Meksiko Marcelo Ebrard kepada wartawan, dikutip Reuters.
Diketahui sejumlah merek otomotif di Indonesia mengekspor kendaraan ke Meksiko, khususnya segmen B. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), setidaknya terdapat lima jenama manufaktur otomotif yang melakukan ekspor utuh atau Completely Built Up (CBU) ke Meksiko: Toyota, Suzuki, Honda, Mitsubishi, dan Hyundai.

Sepanjang periode Januari-Juli 2025, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) mengirim 9.904 unit Hyundai Creta dari pabriknya di Cikarang, Jawa Barat ke Meksiko. Kemudian, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengekspor Avanza, Veloz, dan Raize dengan jumlah 10.343 unit.
Lebih lanjut, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) mengekspor 3.214 unit yang terdiri dari Ertiga dan XL7. Adapun PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) menyalurkan 6.665 unit Xpander dan Xforce ke Meksiko. Terakhir, ada PT Honda Prospect Motor (HPM) yang mengekspor 3.262 unit Honda BR-V.

Mundur lima tahun ke belakang, performa ekspor kendaraan CBU dari Indonesia ke Meksiko mencatatkan tren positif. Pada 2020 misalnya, terdapat 15.093 unit yang terdiri dari Toyota Avanza, Suzuki Ertiga, dan Suzuki XL7.
Berlanjut ke 2021, angkanya naik 17,4 persen menjadi 17.720 unit. Pabrikan yang melakukan ekspor pun bertambah, yaitu Mitsubishi dengan model Xpander. Torehan ekspor terus melejit hingga di 2022 total kendaraan yang dikirim dari Indonesia ke Meksiko mencapai 29.869 unit, naik 68,6 persen.
Belum berhenti, tren kenaikan ekspor baru memuncak di 2023 dengan total 56.483 unit atau naik 89,2 persen dari periode sebelumnya. Namun, gejolak otomotif nasional di tahun 2024 rupanya juga mengoreksi performa ekspor, sebab terjadi penurunan 14,4 persen menjadi 48.360 unit.
Grafik positif dari 2020 hingga 2024 menandakan pasar Meksiko menjadi negara strategis dalam aktivitas ekspor mobil CBU dari perusahaan manufaktur di Indonesia.
Respons Toyota
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam mengatakan bahwa pihaknya akan mempelajari dampak kenaikan tarif impor tersebut.
“Kami harus paham bahwa landscape global trade sekarang sudah berubah. Tidak lagi semata free trade, tapi juga fair trade,” ungkap Bob kepada kumparan, Senin (15/9/2025).
Fair trade dalam konteks perjanjian dagang antarnegara berarti menekankan keadilan dan berorientasi pada keberlanjutan. Dalam hal ini Meksiko juga mempertimbangkan safeguard measure, guna melindungi lapangan kerja di sektor industri dan manufaktur lokal.