
Lagu “Rayakan Pemenang” belakangan ini tengah viral di media sosial setelah dicover oleh sejumlah musisi dan suporter dan viral di media sosial. Makna lagu Morfem Rayakan Pemenang cukup filosofis dan menyimpan arti yang mendalam.
Lagu yang dirilis pada 2015 ini merupakan bagian dari album ketiga Morfem, yakni Sneakerfuzz. Selain menikmati musikalitasnya, tidak ada salahnya menggali makna dari lagu tersebut.
Makna Lagu Morfem Rayakan Pemenang

Mengutip jurnal Analisis Struktural Lagu Pilih Sidang atau Berdamai Karya Grup Band Morfem oleh Dwi Putra Haryu (2016), Morfem merupakan band inide asal Jakarta yang terbentuk tahun 2009. Makna lagu Morfem Rayakan Pemenang mengisahkan tentang seseorang yang pernah ditertawakan, diremehkan, dan dipandang sebelah mata oleh lingkungannya.
Namun, pada akhirnya ia berhasil meraih mimpinya. Lirik lagu ini berisi tentang perjuangan, rasa percaya diri, dan keteguhan untuk meraih mimpi. Adapun makna lengkap dari lagu Rayakan Pemenang yakni sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap Keberhasilan Seseorang
Rayakan Pemenang menjadi bentuk pengakuan sekaligus kekaguman yang datang terlambat pada tokoh utama. Pasalnya, sosok yang dulunya diremehkan tersebut berhasil membuktikan bahwa ia sosok yang patut diandalkan.
2. Tokoh yang Berhasil Mewujudkan Mimpi
Mimpi-mimpi yang dulunya dianggap tidak bisa terwujud, akhirnya mampu menjadi nyata. Ia bertransformasi hingga mampu memeluk impiannya yang tinggi.
“Dulu kau bahan olokan utama / dengan pola pikiran yang tak masuk akal” adalah lirik yang menyiratkan bahwa pemikiran yang berbeda tidak selalu salah. Meskipun sulit dipahami sebagian orang, tetapi tetap berpeluang menjadi kekuatan besar di masa depan.
3. Pentingnya Memegang Prinsip di Tengah Dunia yang Meremahkan
Hikmah yang dapat diambil dari lagu ini adalah pentingnya keyakinan dan ketekunan pada diri sendiri walaupun seisi dunia meragukan. Di sisi lain, lagu ini juga mengajarkan untuk tidak terlalu dini menilai seseorang dari sudut pandang yang terbatas.
Sebab, bisa jadi merekalah yang justru sedang menapaki jalan menuju mimpi yang belum bisa dipahami semua orang.
4. Tetap Rendah Hati Meskipun Sudah Mencapai “Puncak”
Rayakan Pemenang juga mengandung pesan tersirat tentang kerendahan hati. Walaupun telah menjadi pemenang, tokoh utama dalam lagu ini tetap dinanti untuk “merayakan bersama”.
Jadi, meskipun sebagian orang menganggap remeh, tetapi masih ada segelintir orang yang merasa terharu dengan pencapaian yang diraih oleh kawannya.
5. Jangan Terburu-buru Memberi Penilaian Orang Lain
Dilihat dari segi emosional, lagu ini mengajak pendengar untuk merenungkan. Apakah selama ini diri sendiri telah menjadi orang yang mendukung atau meremehkan?
Jadi, jika ada orang yang sedang berjuang meraih impiannya, tidak perlu terlalu cepat menghakimi tentang pantas atau tidaknya ia menggapai mimpi tersebut.
Lirik Lagu Morfem Rayakan Pemenang

Rayakan Pemenang memiliki lirik yang sederhana, tetapi mengandung semangat yang menggelora tentang meraih cita-cita. Adapun lirik lagu yang bisa dinyanyikan yakni sebagai berikut:
Debu telah melekat di t-shirt kita
Hingga embun membasahi tiap kepala
Lingkaran tak juga kunjung dibubarkan
Masih bercerita tentang zaman kebodohan
Esok dirimu kan terbang
Memeluk mimpi yang akhirnya kesampaian
Esok dirimu kan terbang
Tak habis pikir kami melepas pemenang
Dulu kau bahan olokan utama
Dengan pola pikiran yang tak masuk akal
Kau tiada pernah bisa terbantahkan
Semua baru terbukti di zaman sekarang
Esok dirimu kan terbang
Memeluk mimpi yang akhirnya kesampaian
Esok dirimu kan terbang
Tak habis pikir kami melepas pemenang
Tak habis pikir kami melepas pemenang
Tak habis pikir kami melepas pemenang
Kami menunggu dirimu untuk rayakan
Kami menunggu dirimu untuk rayakan
Kami menunggu dirimu untuk rayakan
Kami menunggu dirimu untuk rayakan
Baca juga: Makna Lagu Forever Young – Alphaville, yang Dirilis 1984 dan Viral di TikTok
Makna lagu Morfem Rayakan Pemenang yang dijelaskan di atas mengajarkan agar tidak menilai orang sebelah mata. Setiap orang berkesempatan meraih mimpinya, sehingga tidak perlu terburu-buru menganggap ia akan gagal. (DLA)