
Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menghadiri forum ilmiah tertutup AI Horizons yang digelar di Saint Petersburg, Rusia, pada 16 Juni 2025. Partisipasi KORIKA menandai posisi Indonesia yang semakin solid dalam ekosistem AI dunia.
Kehadiran KORIKA diwakili oleh Prof. Hammam Riza, Presiden KORIKA; Dr. Sri Safitri, Sekjen Partnership KORIKA dan Group Corporate Transformation leader Telkom Indonesia; dan Prof. Suyanto, Rektor Telkom University.
AI Horizons merupakan sebuah inisiatif global untuk memetakan masa depan kecerdasan buatan (AI), dan menjadi bagian dari rangkaian acara Artificial Intelligence Journey (AIJ). Pertemuan ini diselenggarakan oleh AI Alliance Network.
Diskusi AI Horizons tidak hanya teknikal, tetapi juga menyentuh ranah sosial dan etis. Kegiatan ini dirancang sebagai ajang foresight strategis, menghadirkan lebih dari 50 ilmuwan top dari 15 negara BRICS+ untuk mengkaji arah riset AI dalam 10 tahun ke depan.

Forum ini juga membahas 10 pilar utama riset AI global yang diproyeksikan menjadi dasar pengembangan teknologi paling disruptif abad ini. Pilar ini menjadi refleksi arah strategis riset AI, bukan hanya dari sisi teknis, tetapi juga sosial, etis, dan kultural.
Berikut daftar 10 pilar utama riset AI global:
Algoritma dan Arsitektur Pembelajaran Mesin
Fokus pada sistem adaptif dan efisien yang bisa diterapkan di daerah 3T melalui federated learning.
Komputasi Masa Depan untuk AI
Dari quantum computing hingga edge AI — menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk membangun infrastruktur pintar berbasis perangkat lokal.
Data untuk AI
Tantangan besar adalah membuat data yang etis dan aman — sesuai konteks UU PDP Indonesia.
Model Foundation dan Generatif
Teknologi seperti ChatGPT dan diffusion model menjadi inspirasi untuk membangun AI lokal yang multibahasa dan inklusif.

Keamanan, Kepercayaan, dan Explainability
AI harus transparan, adil, dan dapat dijelaskan — esensial bagi layanan publik, keuangan, dan pertahanan.
Narrow AI untuk Solusi Spesifik
Solusi terfokus untuk sektor kritikal seperti pertanian, mitigasi bencana, hingga transportasi cerdas.
Sistem Agen dan Pengambilan Keputusan
Drone kolaboratif dan kendaraan otonom dapat menjawab tantangan logistik di wilayah kepulauan Indonesia.
Menuju Artificial General Intelligence (AGI)
Riset neuro-AI membuka peluang kolaborasi lintas disiplin antara teknologi dan ilmu kognitif.
Interaksi Manusia-Mesin
Inovasi seperti brain-computer interface dan AI untuk disabilitas menjadi ladang solusi kemanusiaan berbasis teknologi.
AI dan Masyarakat
AI akan merevolusi pendidikan, pekerjaan, hingga etika sosial — Indonesia harus menyiapkan literasi digital untuk semua lapisan.