
Pengusaha Jalan Tol, Jusuf Hamka alias Babah Alun, dan sekitar 20 donatur menyelenggarakan Makan Bergizi Gratis yang dimulai di SDN Petojo Selatan 06, Jakarta Pusat, dengan harga Rp 6.000 per menu.
Berdasarkan pantauan kumparan, pembagian makan gratis tersebut dimulai pada sekitar pukul 9.30 WIB. Anak-anak langsung mengantri di setiap gerai makanan, mulai dari mi ayam, nasi teriyaki, nasi kuning, hingga sop tomyam.
Mekanisme pembagian makan gratis tersebut menggunakan sebuah kupon. Setiap anak mendapatkan satu kupon dan bisa langsung menukarkan dengan makanan yang diinginkannya.
Program makan gratis tersebut diinisiasi oleh organisasi masyarakat (ormas) Matahari Pagi Indonesia (MPI) yang didirikan oleh eks Juru Bicara Presiden Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak. Program ini juga turut didukung oleh Kemenko Bidang Perekonomian.
Dahnil, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), menyebutkan program Makan Bahagia Gratis merupakan program yang mengamplifikasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini belum diterapkan secara merata.
Pasalnya, saat ini penerima manfaat MBG baru mencapai sekitar 5,2 juta penerima. Prabowo sendiri menargetkan program MBG bisa menyasar 82,9 juta penerima sepanjang tahun 2025.
Dia menyebutkan, MPI menggandeng Jusuf Hamka dan berbagai donatur untuk membantu pendanaan program makan gratis. Program ini baru diujicobakan untuk 3 hari di SDN Petojo Selatan 06.
“Hari ini kita di banyak tempat bersama Babah Alun, berkolaborasi Pak Jusuf Hamka untuk mengamplifikasi program Presiden Prabowo, makan bergizi gratis. Makan bergizi gratis versinya Babah Alun dan Matahari Pagi ini kita beri nama makan bahagia gratis,” jelas Dahnil kepada awak media, Selasa (24/6).
Dahnil menjelaskan, program makan gratis ini melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sehingga beberapa menu makanan langsung disediakan tanpa melalui dapur MBG alias Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Polanya itu adalah melibatkan UMKM. Jadi kantin yang sudah ada dibayari oleh Matahari Pagi dan Babah Alun, kemudian mereka tinggal memberikan gratis ke adik-adik pelajar sekitar sekolah,” tuturnya.
Ke depannya, pihak MPI akan terus memantau kualitas gizi dari makanan yang disediakan UMKM dan kantin sekolah tersebut. Rencananya, program ini akan berlangsung hingga 1 tahun ke depan dan menyasar sekolah di luar Jakarta.
“Ini kan masih di beberapa tempat percobaan. Mungkin kita buat ini satu tahun ke depan. Sebagai contoh nanti ada beberapa daerah di Indonesia. Itu yang sedang kita lakukan,” tutur Dahnil.
Dahnil berharap semakin banyak pengusaha seperti Jusuf Hamka, maupun ormas lain baik itu ormas keagamaan maupun sosial, ikut serta menyumbang program makan gratis swadaya tersebut.
“Istilahnya ini agenda makan bahagia gratis yang gotong royong. Saya berharap pengusaha-pengusaha lain bisa bergabung, tidak harus dengan kami di Matahari Pagi, bisa dengan kelompok-kelompok masyarakat. Misalnya Ormas Islam, Ormas Kristen, ormas agama-agama lain,” katanya.
Sementara itu, Jusuf Hamka menjelaskan terdapat 234 penerima manfaat dalam program makan gratis di SDN Petojo Selatan 06 dengan 24 donatur. Dia sendiri membiayai sekitar 90 anak, kemudian Dahnil 30 anak, Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) 50 anak, hingga Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto sebanyak 10 anak.
“Kita tidak mencari apa-apa dan ini bukan duit APBN, bukan duit hasil korupsi. Duit donatur semuanya gotong royong, lihat aja di daftar sana. Tadi waktu saya datang pertama, saya nutup 180, begitu sambil berjalan, tau-tau saya nutup cuman 90,” jelas Jusuf.
Jusuf menegaskan, pihak donatur hanya ingin mendukung pemerintah dalam memperluas dan mempercepat penerapan program MBG, bukan menyaingi.
“Oh jelas bukan saingan, karena kita Makan Bahagia Gratis, yang belum tersentuh MBG. Begitu nanti Makan Bergizi Gratis sudah masuk, kita minggir, kita cari yang lain. Jadi kita supporting pemerintah, percepatan, mengakselerasi. Jadi jangan dibenturkan seolah-olah kita bersaing,” tegasnya.