
Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Musisi Daniel Baskara Putra, dikenal dengan nama panggung Hindia, menulis surat terbuka sebagai bentuk solidaritas untuk empat aktivis yang sampai saat ini masih ditahan di Polda Metro Jaya.
Surat itu diunggah oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada Senin (13/10). Baskara menuliskan pengakuan, dukungan, dan kritik tajam terhadap dugaan upaya kriminalisasi terhadap para aktivis.
Musisi kelahiran tahun 1994 itu menulis surat kepada empat nama, yaitu Muzaffar, Delpedro, Syahdan, dan Khariq. Empat aktivis tersebut ditahan di Polda Metro Jaya setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penghasutan terkait aksi unjuk rasa yang terjadi pada akhir Agustus 2025.
Mereka adalah Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Delpedro Marhaen, staf Lokataru Muzaffar Salim, admin Gejayan Memanggil Syahdan Husein, dan mahasiswa Universitas Riau, Khariq Anhar.

Dalam suratnya, Baskara mengakui keterbatasannya dalam memahami perjuangan para aktivis secara mendalam.
“Untuk Muzaffar, Delpedro, Syahdan dan Khariq, saya tidak akan pernah punya kedalaman, dedikasi dan pemahaman seperti kalian dalam memperjuangkan demokrasi di Indonesia. Itu urusan yang pelik, penuh liku terjal dan besar sekali amanah,” tulis Baskara.
Tingkat pemahamannya terhadap apa yang para aktivis tekuni hanya mencapai setengahnya. Oleh karenanya, Baskara memilih jalur musik sebagai medium perjuangannya.
“Begitulah juga alasan saya memilih musik, karena tak merasa mampu bicarakan hal-hal tersebut dengan cara kalian, belum lagi jika kita bicara tentang resikonya,” tulis Baksara.
Baskara menyoroti perbedaan posisi antara dirinya yang bisa dengan aman menulis dari rumah, sementara para aktivis harus mendekam di rumah tahanan.
“Risiko-risiko seperti yang menjadi alasan mengapa saya menulis ini di rumah, dan kalian ada di Polda Metro Jaya,” tulis Baskara.
Pelantun Secukupnya itu menyebut bahwa para aktivis tersebut adalah orang-orang baik.
“Kami yang ada di luar tahu betul kalian orang baik, dengan tujuan yang baik, yang kebetulan dijadikan contoh agar yang lain berbaris,” tegas Baskara.
Baskara pun berjanji terus menyuarakan nasib para aktivis di ruang-ruang yang lebih populer, seperti panggung dan lagu, agar publik tidak lupa.
“Berkali kami sampaikan ke ruang-ruang yang lebih ‘pop’ bahwa kalian masih ada di sana, dikriminalisasi, dan belum pulang. Lagi-lagi, karena kami semua yang ada di luar dan waras tahu betul bahwa kalian orang baik,” tulis Baskara.
Menutup suratnya, Baskara berjanji mengunjungi para aktivis.
“Surat ini saya kirimkan sembari mencari waktu untuk berkunjung. Percayalah bahwa semesta dan kami semua bersama kalian. Yang kalian perjuangkan hari ini bermekaran nanti,” tutup Baskara.