
Israel mengatakan satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas pada Selasa (14/10) bukanlah sandera yang masuk dalam daftar. Hal ini disampaikan Israel usai pemeriksaan forensik rampung dilakukan National Institute of Forensic Medicine.
“Hamas wajib melakukan segala upaya yang diperlukan untuk memulangkan sandera yang tewas,” kata IDF dalam pernyataannya di Telegram, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (15/10).
Sementara tiga jenazah lainnya sudah diidentifikasi dan anggota keluarga telah diberi tahu.
Dalam pernyataan terpisah, Hamas mengatakan kepada mediator bahwa mereka kehilangan sembilan jenazah sandera di bawah reruntuhan akibat pengeboman Israel baru-baru ini. Namun, pemerintah Israel menuduh Hamas tidak melakukan upaya yang memadai untuk mengevakuasi jenazah.
Karena menilai upaya yang dilakukan Hamas tidak maksimal, Israel sempat mengancam akan menutup perlintasan Rafah antara Gaza dan Mesir, dan mengurangi separuh truk bantuan yang akan diizinkan masuk ke Gaza. Namun, Israel pada akhirnya melunak dan menyatakan pembukaan perlintasan Rafah akan tetap dilakukan sesuai rencana.
Menteri kontroversial Israel, Itamar Ben-Gvir, menyebut Hamas main-main. Ia menyebut Hamas telah kembali berbohong dan curang.
“Cukup dengan aib ini. Beberapa saat setelah pembukaan penyeberangan bagi ratusan truk, Hamas dengan cepat kembali ke metode awalnya — berbohong, curang, dan menyiksa keluarga serta jenazah. Teror Nazi ini hanya mengenal kekerasan, dan satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah menghapus mereka dari muka bumi,” kata Ben-Gvir.
Ben-Gvir juga meminta PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mengeluarkan ultimatum yang jelas kepada Hamas.
“Jika Anda tidak segera memulangkan seluruh jenazah dan melanjutkan penundaan ini, kami akan segera menghentikan semua pengiriman bantuan masuk ke Gaza,” ujarnya.