
Indonesia diharapkan bisa menjadi hub bagi industri furnitur dan manufaktur kayu di Asia Tenggara. Saat ini, lebih dari 380 perusahaan internasional dari Jerman, China, Swiss, India, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat menyalurkan teknologi terbaru, material berkelanjutan, hingga desain inovatif untuk memperkuat rantai pasok produksi dalam negeri
Kerja sama dengan berbagai negara tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat regional industri furnitur dan manufaktur kayu di Asia Tenggara. Dukungan Kementerian Perindustrian serta asosiasi seperti Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) dan Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) semakin menambah legitimasi peran strategis sektor ini
Industri furnitur dan manufaktur kayu disebut sebagai salah satu motor penggerak ekspor nonmigas Indonesia. Kehadiran pelaku internasional seperti American Hardwood Export Council (AHEC) yang menekankan penggunaan kayu keras berkelanjutan menambah peluang hilirisasi produk kayu bernilai tambah tinggi.
“Indonesia adalah salah satu pasar manufaktur furnitur paling dinamis di Asia. Kehadiran kami memungkinkan kami menyoroti peran kayu keras Amerika dalam inovasi berkelanjutan dan terhubung dengan para produsen yang membentuk masa depan industri,” ujar Regional Director Southeast Asia & Greater China AHEC, John Chan, dalam keterangannya, Senin (15/9).

Di sisi manufaktur, inovasi teknologi permesinan kayu dan perangkat keras modern membuka peluang efisiensi produksi. Perusahaan Jerman, JOKARI GmbH & Co. KG, misalnya, menampilkan solusi pemrosesan kabel dan alat tangan yang meningkatkan keselamatan serta produktivitas industri
Selain itu, forum interaktif seperti Create Stage dan Material & Design Forum menghadirkan tren global material sirkular, desain adaptif, hingga alternatif ramah lingkungan yang relevan dengan agenda transisi hijau Indonesia.
Dengan proyeksi 15.000 pelaku bisnis hadir dari berbagai negara Asia Pasifik, momentum ini diyakini memperkuat kapasitas produksi, memperluas jaringan ekspor, dan meningkatkan daya saing furnitur Indonesia di pasar global.
Langkah ini bukan hanya mempertegas posisi Indonesia sebagai pemasok utama furnitur dan produk kayu dunia, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi industri manufaktur menuju keberlanjutan dan hilirisasi bernilai tambah