
Lonjakan harga saham dan aset global dalam beberapa bulan terakhir membuat pasar keuangan dunia rentan terhadap potensi kejatuhan mendadak, di tengah situasi ekonomi dan geopolitik yang tak pasti.
Peringatan itu disampaikan oleh lembaga pengawas risiko keuangan G20, Financial Stability Board (FSB), pada Senin (13/10). Mengutip Reuters pada Selasa (14/10), Ketua FSB, Andrew Bailey, dalam suratnya kepada para menteri keuangan G20 menegaskan meningkatnya risiko global menuntut pentingnya menjaga kerja sama multilateral.
Bailey mengatakan koordinasi antarnegara bukan hanya untuk mencegah krisis, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Meskipun sebagian besar yurisdiksi telah mengalami pemulihan di pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir, valuasi sekarang mungkin tidak sejalan dengan prospek ekonomi dan geopolitik yang tidak menentu, sehingga membuat pasar rentan terhadap penyesuaian yang tidak teratur,” tulis Bailey dalam surat tersebut yang diterbitkan menjelang pertemuan G20 di Washington pekan ini.
Peringatan itu muncul hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengancam menaikkan tarif 100 persen terhadap China.
Ancaman itu respons atas pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth) oleh Beijing, yang memicu penurunan terbesar di Wall Street dalam hampir enam bulan terakhir.
Bailey juga menyoroti meningkatnya tingkat utang pemerintah di berbagai negara. Dia menilai kerentanan sistem keuangan global masih tinggi, sehingga kerja sama dan standar internasional menjadi kebutuhan mendesak.
“Oleh karena itu, kebutuhan akan standar dan kerja sama global masih sangat jelas,” katanya.
FSB yang beranggotakan bank sentral dan regulator keuangan dari negara-negara G20 akan mengubah fokusnya dari pengembangan kebijakan menuju pemantauan dan percepatan implementasi reformasi keuangan global yang telah disepakati, tetapi belum sepenuhnya terlaksana.
“Efektivitas langkah-langkah ini bergantung pada implementasi yang tepat waktu, konsisten dan komprehensif di seluruh yurisdiksi,” sebut Bailey.