
Harga emas dunia menurun tipis pada Jumat (10/10) setelah sebelumnya sempat melonjak ke level USD 4.000 per troy ons. Hal ini terjadi karena peringatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan memberikan tarif baru terhadap China yang mempercepat perpindahan sana ke aset safe haven.
Harga emas spot tercatat naik 0,4 persen ke USD 3.989,49 per troy ons, setara dengan kenaikan 2,7 persen selama sepekan. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,07 persen lebih tinggi pada level USD 4.000,40.
Jumat lalu dalam postingan di Truth Social, Trump mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu di Korea Selatan sesuai rencana.
Trump menambahkan, AS sedang memperhitungkan kenaikan tarif yang sangat besar atas impor China. Setelah adanya berita tersebut, harga emas sempat mencapai puncaknya di angka USD 4.000, naik ke level tertinggi sesi di USD 4.022,52.
“Memanasnya perang dagang lagi akan melemahkan dolar dan menjadi hal yang baik untuk aset safe haven,” kata seorang pedagang logam, Tai Wong, dikutip dari Reuters, Senin (13/10).
Nilai dolar AS tercatat melemah 0,5 persen, membuat harga emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri. Selain ketegangan perdagangan AS-China, pasar juga dibayangi oleh risiko politik di Prancis yang terancam krisis pemerintahan serta penutupan pemerintah AS (government shutdown).

Selain itu, investor mengantisipasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin leh Federal Reserve AS akan di bulan Oktober dan Desember.
Emas batangan yang mencapai rekor tertinggi USD 4.059,05 pada hari Rabu (8/10), secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian yang lebih luas.
Ekonom iklim dan komoditas di Capital Economics, Hamad Hussain menilai bahwa risiko geopolitik, bersama dengan pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa, ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari tarif, semuanya berkontribusi terhadap reli emas.
“Secara keseluruhan, ada risiko penurunan harga jangka pendek mengingat betapa cepatnya harga emas naik dalam beberapa minggu terakhir. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, harga emas kemungkinan akan terus menguat,” ujar Hamad.
Tak hanya emas, perak juga diuntungkan oleh faktor yang sama yang mendorong reli emas, di samping kekhawatiran tentang defisit pasokan dan meningkatnya permintaan terhadap logam tersebut.
Perak naik 2,1 persen menjadi USD 50,13 per troy ons, sehari setelah mencapai rekor tertinggi USD 51,22. Harga perak telah naik lebih dari 73 persen sepanjang tahun ini.
Harga perak berjangka di Comex untuk bulan Desember 2025 diperdagangkan pada USD 47,32.
“Backwardation perak merupakan sinyal yang kuat — permintaan fisik menghancurkan pasokan kertas. Jika backwardation berlanjut dan permintaan fisik terus meningkat, harga perak yang menembus dan bertahan di atas USD 50 sangat realistis,” kata Alex Ebkarian, COO di Allegiance Gold.
Backwardation terjadi ketika harga spot komoditas lebih tinggi daripada harga futures-nya. Di antara logam lainnya, platinum turun 1,4 persen menjadi USD 1.596,55 dan mencatat kerugian mingguan, sementara palladium turun 0,3 persen menjadi USD 1.406,87, mencatat kenaikan mingguan lebih dari 12,6 persen.
***
Reporter: Nur Pangesti