
Ketika melihat desain kincir angin di atas rancangan busana dengan tailoring yang rapi dan bersih, siapa yang tidak segera terpikirkan nama Wilsen Willim di kepala? Desainer yang punya perhatian khusus pada restorasi batik lawas ini tahu caranya mengeksekusi kolaborasi lintas jenama tanpa menghilangkan identitas dan kekhasannya dalam berkarya.
Tak terkecuali pada kolaborasi koleksi busana siap pakainya bersama jenama kosmetik tanah air, Dear Me Beauty, di Plaza Indonesia Fashion Week 2025.
Kolaborasi antara Wilsen Willim dan Dear Me Beauty ini hadir atas visi yang sama tentang perjalanan waktu dan regenerasi dalam dunia kreatif. Tema “Garis Waktu” pun diangkat untuk menjadi jembatan antara busana dan kecantikan, sekaligus refleksi atas bagaimana generasi baru kini menerjemahkan ulang gaya hidup profesional dengan lebih lentur dan ekspresif.

Pada koleksi kali ini, Wilsen Willim tentu tidak menanggalkan gaya tailoring-nya yang clean. Setiap busana yang formal didesain dengan potongan asimetris yang eksperimental sehingga terkesan ekspresif dan playful. Ini terlihat pada banyak busana, salah satunya adalah kemeja putih biasa yang dibuat jadi whimsical dengan potongan kerah spread lebar bertumpuk yang tampak seperti sayap malaikat terbalik.

Contoh lainnya adalah kemeja berwarna merah muda yang identik dengan warna musim semi bisa disulap Wilsen Willim menjadi look yang youthful dengan ruffle berjenjang, lengkap bersama dasi motif gingham dengan warna merah muda yang lebih vibrant.

Wilsen juga tak takut memainkan warna gelap-terang dan keras-lembut yang kontras serta motif geometris yang saling bertabrakan pada koleksinya. Ketika menyaksikan secara langsung pertunjukan fashion show kolaborasi dua jenama tersebut, warna biru langit cerah yang dipadukan dengan abu-abu, warna merah muda kelopak sakura yang dipadukan dengan hitam pekat, sampai motif floral padat berwarna emas yang dipadukan dengan motif stripes berwarna merah muda-biru jadi pertunjukan visual yang memanjakan mata.
Di balik seluruh keindahan visualnya, koleksi ini membawa pesan reflektif.
“Kita harus belajar dari apa yang sudah ada dan terjadi di masa lalu, merancang untuk masa kini, dan mempersiapkan diri untuk masa depan,” tutur Wilsen dalam rilis pers.
Bagi Wilsen, regenerasi adalah cara menjaga kesinambungan, bukan menggantikan yang lama dengan yang baru. Pandangan ini terlihat pada setiap detail rancangannya, mulai dari struktur potongan hingga pilihan warna yang menghadirkan percakapan antara masa lalu dan masa kini.
Penulis: Zulfa Salman
BACA JUGA: StudioMoral Bawa Kenangan Masa Sekolah ke Panggung Runway PIFW 2025