
Sejumlah kelompok di Filipina akan menggelar demo menentang korupsi mulai hari ini, Senin (15/9) hingga Minggu (21/9) atau selama sepekan. Dikutip dari Inquirer, kelompok yang akan menggelar demonstrasi di antaranya mahasiswa dari berbagai universitas hingga kelompok sipil lainnya.
University of the Philippines, misalnya, yang dijadwalkan menggelar demo hari ini. Seluruh civitas akademika diundang untuk mengikuti demonstrasi hari ini.
“Staf UP Cebu, mahasiswa, dan fakultas diundang untuk berpartisipasi dalam ekspresi kolektif kewaspadaan, solidaritas, dan pelayanan kepada masyarakat di halaman UP Cebu di sepanjang Gorordo Avenue pukul 08.00 pagi,” kata University of the Philippines.
Sementara kelompok transportasi yang menamakan diri sebagai MANIBELA dijadwalkan akan menggelar demonstrasi pada 17-19 September.
“Tidak dapat diterima bahwa hal-hal ini terjadi sementara kita terperosok dalam kemiskinan dan bencana yang disebabkan oleh pencurian mereka,” kata MANIBELA dalam keterangannya.
Kemudian pada 21 September, sejumlah kelompok nasional termasuk kelompok pemuda akan menggelar demonstrasi besar-besaran yang akan digelar di Rizal Park pukul 09.00 pagi waktu setempat. Aksi ini akan dinamakan Bilyon People March atau Bayan.
“Bayan akan memobilisasi pasukannya di Luneta pada pagi hari untuk bergabung dengan berbagai kelompok, menuntut kebenaran, tanggung jawab, dan keadilan terhadap dalang pelaku skandal pengendalian banjir dan korupsi skala besar dalam birokrasi,” kata Bagong Alyansang Makabayan dalam pernyataannya.
Awal Mula Kemarahan Warga Filipina yang Berujung Demo

Kemarahan warga Filipina bermula dari proyek pengendalian banjir yang tak kunjung ada hasilnya. Warga yang marah pun menggerebek kediaman Sarah Discaya, kontraktor yang menangani 5 proyek penanganan banjir di Calumpit dan Baliuag.
Dugaan korupsi pun mencuat hingga akhirnya Komisi Audit (COA) menyerahkan 5 Laporan Audit Kecurangan (FAR) ke Kantor Ombudsman terkait proyek pengendalian banjir yang dilaksanakan oleh Kantor Teknik Distrik 1, Dinas Pekerjaan Umum dan Jalan Raya (DPWH) di Bulacan.
Laporan itu mencakup 5 proyek pengendalian banjir yang dikontrak oleh Wawao Builders, St. Timothy Construction, dan SYMS Construction Trading.
Biaya kontrak untuk proyek tersebut diberikan kepada Wawao Builders yang diyakini berada di balik proyek pengendalian banjir hantu senilai PHP 151,24 juta (setara Rp 43 miliar), sementara St. Timothy Construction Corporation memenangkan kontrak pemerintah senilai PHP 135,69 juta (setara Rp 38 miliar).
Berdasarkan hasil cek di lapangan, proyek yang dikerjakan perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar cacat dan belum selesai. Ada perusahaan yang menyatakan proyek pengendalian banjir sudah 100 persen selesai, padahal kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proyek belum selesai.