
Mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD OKU Selatan berinisial JA digerebek istrinya Yunita Tri Kumalasari (37) saat bersama wanita yang diduga selingkuhannya berinsial MZ di kos di Palembang pada Senin (23/06/2025).
Penggerebekan ini terjadi di kos yang berlokasi di Jalan Gotong Royong, Kelurahan Demang Lebar, Kecamatan IB I. Sekitar pukul 17.50 WIB, warga mulai berkerumun mendatangi indekos di Gang Buntu tersebut, penasaran lantaran mobil patroli Polsek Ilir Barat 1 sudah berada di lokasi sejak pukul 14.00 WIB.
Kuasa hukum Yunita, Mardiana menyebutkan, penggerebekan ini dilakukan atas permintaan istri sah JA. Bahkan kliennya sudah membuntuti JA sejak pukul 10.00 WIB dan melihatnya masuk ke kos tersebut bersama wanita tersebut.
”Dari jam 10 tadi sudah kami ikuti dan waktu itu kamu lihat mereka masuk kos ini, dan kami datangi bersama petugas Polsek IB I dan pukul 14.00 WIB tadi coba kami gerebek namun yang bersangkutan tidak mau keluar, “ucapnya.
Meskipun sudah dikepung warga dan didatangi petugas kepolisian, JA dan wanita yang bersamanya tak kunjung mau keluar dari dalam kamar. Bahkan, kedua orang tua JA yang turut diajak Yunita untuk membujuknya agar membuka pintu, juga tak berhasil.
“Bahkan orang tuanya (dari JA) yang minta agar membuka pintu kos dan JA tidak membuka pintu, “kata dia.
Karena JA tak kunjung keluar dan petugas polisi ragu melakukan upaya paksa tanpa laporan resmi, Yunita bersama adiknya akhirnya mendatangi Polrestabes Palembang untuk membuat laporan polisi. Setelah laporan resmi dibuat, petugas kepolisian akhirnya melakukan upaya paksa dengan mendobrak pintu kamar kos.
Saat pintu berhasil dibuka, JA yang mengenakan topi hitam dan kaus hitam terlihat sempat mengamuk dan berontak ketika diamankan polisi. Sementara itu, MZ, wanita yang diduga bersamanya, hanya berdiri terpaku melihat kerumunan warga yang menyoraki mereka. Keduanya kemudian langsung diamankan dan dibawa ke Polrestabes Palembang.
Ketua RT 29 RW 08 Kelurahan Demang Lebar Daun, Gani Asmadi, yang juga berada di lokasi, mengaku terkejut dengan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan bahwa kos-kosan tersebut dulunya adalah rumah pribadi dan baru sekitar setahun terakhir beralih fungsi menjadi indekos setelah dijual.
“Kami pun tidak termonitor ada kejadian seperti ini,” ujar Gani.