
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, mengungkap bahwa satu proyek pengolahan sampah menjadi energi atau Waste-to-Energy (WtE) membutuhkan investasi besar sekitar USD 150 juta hingga USD 200 juta.
Jika dikonversi ke rupiah, nilainya mencapai Rp 2,4 triliun sampai Rp 3,3 triliun (kurs Rp 16.583 per dolar AS). Danantara sendiri menargetkan 33 proyek WtE di seluruh Indonesia, dengan 10 proyek pertama akan dimulai tahun ini di lima kota berbeda.
“Ini akan menjadi proyek waste to energy terbesar di dunia,” kata Pandu dalam acara Forbes Global CEO di Hotel St.Regis Jakarta, Rabu (15/10).
Pandu menjelaskan, Danantara telah menetapkan harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di angka 20 sen per kilowatt hour (kWh).
Menurut dia, nilai tersebut bisa tercapai karena tipping fee atau biaya yang biasanya dibayarkan pemerintah daerah kepada pengelola sampah dihilangkan.
“Kami senang bisa menjadi mitra pembiayaan bagi para mitra teknis. Kami bisa menjadi pemegang saham minoritas maupun mayoritas. Ini sifatnya sangat terbuka,” ujar Pandu.
Proyek ambisius ini diharapkan menjadi langkah besar dalam menghadirkan solusi energi bersih sekaligus menekan masalah sampah di berbagai kota Indonesia.