
Pernah enggak sih kamu perhatikan kalau nasi yang digunakan untuk nasi goreng terasa berbeda dengan nasi yang biasanya ada di rumah? Ternyata, rahasianya ada pada jenis beras yang dipakai.
Tidak sedikit orang yang menganggap beras pulen lebih bagus atau lebih mahal dibandingkan beras pera. Padahal, kenyataannya tidak tidak seperti itu. Kualitas beras bukan ditentukan dari harga, melainkan dari kandungan yang ada di dalam bulirnya.
Beras pulen memang terkenal dengan teksturnya yang lembut dan lengket, sementara beras pera cenderung kering dan tidak mudah menempel satu sama lain.
Dikutip dari laman Universitas Katolik Soegijapranata, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Laksmi Hartajanie, menjelaskan bahwa bulir beras memiliki tiga bagian utama, yaitu sekam, endosperm, dan germ.

Endosperm merupakan bagian terbesar dari beras, yang di dalamnya mengandung pati. Pati inilah yang tersusun dari dua komponen utama, yakni amilosa dan amilopektin. Perbandingan kandungan keduanyalah yang membuat nasi bisa menjadi pulen atau pera.
Dilansir dari laman media sosial Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, jika beras memiliki kadar amilopektin sekitar 20 persen, nasi yang dihasilkan akan lebih lembut dan lengket, itulah yang disebut beras pulen. Sebaliknya, beras dengan kadar amilosa lebih dari 25 persen akan menghasilkan nasi pera yang kering dan tidak lengket.

Menurut Laksmi, umumnya beras pulen memiliki bulir yang pendek sedangkan beras pera memiliki bulir yang panjang. Dari segi penyajian, beras pera yang bertekstur lebih keras membutuhkan lebih banyak air dibandingkan beras pulen. Hal tersebut membuat beras pera lebih mudah untuk dicerna oleh tubuh. Selain itu, beras pera juga kerap diolah menjadi tepung beras yang aman dikonsumsi penderita intoleransi gluten.
Dari sisi kesehatan, perbedaan lain bisa dilihat dari indeks glikemik (GI) yang dimiliki masing-masing jenis beras. Beras pulen diketahui memiliki GI lebih tinggi sehingga lebih cepat meningkatkan kadar gula darah. Sementara beras pera punya GI lebih rendah karena butuh waktu lebih lama untuk dicerna. Beras pera juga dikenal lebih ramah bagi penderita diabetes.
Nasi dari beras pulen sangat cocok dijadikan nasi uduk, sushi, langtaran punya tekstur yang lembut. Sementara, beras pera justru lebih pas digunakan untuk menu seperti nasi goreng atau nasi padang.