
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar optimistis Indonesia bisa segera keluar dari Red List dan Yellow List yang dikeluarkan oleh otoritas pangan Amerika Serikat (AS) terkait dugaan cemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang.
Taruna menjelaskan, AS melalui lembaga pengawas pangannya, US Food and Drug Administration (US FDA) sempat mengeluarkan alert atau peringatan terhadap sejumlah produk udang Indonesia karena ditemukan kandungan cesium-137. Namun, kadar cemaran tersebut disebut masih berada di bawah ambang batas berbahaya.
“Mengenai cesium, kita tahu ada alert dari Badan POM Amerika, US FDA, tentang adanya cemaran cesium-137. Walaupun dia di bawah standar, tapi itu bentuk kehati-hatian untuk warga Amerika, dan itu haknya USFDA,” ujar Taruna di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Selasa (14/10).
Meski demikian, Taruna menuturkan FDA kini telah menetapkan kerja sama resmi dengan BPOM melalui skema Joint Confidential Collaboration, yang menandakan pengakuan atas kapasitas dan kredibilitas BPOM sebagai lembaga pengawas pangan Indonesia.

“FDA percaya bahwa Badan POM Indonesia punya posisi yang sama kuatnya. Karena itu kami ditunjuk sebagai entity certificate, jadi nanti semua produk, termasuk untuk clearance-nya, akan diminta sertifikasi dari Badan POM,” jelasnya.
Selain itu, BPOM juga ditunjuk sebagai national contact point, atau penghubung resmi antara kedua lembaga dalam urusan pengawasan keamanan produk pangan.
Taruna menekankan, BPOM bersama Satgas lintas kementerian kini tengah bekerja serius untuk menangani isu cemaran cesium secara profesional dan ilmiah. Dia juga memastikan, produk yang terindikasi terkontaminasi akan segera didekontaminasi atau dimusnahkan.
“BPOM melakukan dua hal pertama, joint confidential collaboration, dan kedua, meyakinkan lewat bukti ilmiah bahwa kita betul-betul serius dan profesional. Produk yang tercemar tidak akan digunakan, kita dekontaminasi dan destroy produk itu. Saya yakin dengan kerja sama ini, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, baik Red List maupun Yellow List bisa segera hilang,” terangnya.
Tanggapi Pernyataan Menko Pangan Zulhas
Taruna juga menanggapi pernyataan Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal udang asal Indonesia yang dikembalikan dari AD akibat diduga terkontaminasi radioaktif, aman dikonsumsi.
Taruna mengatakan BPOM akan melakukan koordinasi dan evaluasi terkait hal ini, utamanya dengan Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 yang diketuai oleh Zulhas. Namun Taruna menjelaskan BPOM tidak akan membiarkan produk yang berpotensi membahayakan kesehatan dikonsumsi masyarakat.
“Ya tentu itu kita akan evaluasi, tapi komitmen kita tentu kita tidak ingin barang-barang yang terkontaminasi masuk ke tubuh manusia,” tutur Taruna.
Komitmen utama BPOM, lanjut Taruna, adalah menjaga keamanan, keselamatan, dan kualitas pangan yang masuk maupun beredar di Indonesia.
Sebelumnya Menko Pangan Zulhas mengatakan setiap udang yang dikembalikan AS imbas dugaan terkontaminasi radioaktif akan langsung masuk diperiksa oleh BRIN, utamanya soal kandungan Cs-137.
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan udang beku yang kembali ke Indonesia mengandung Cs-137 jauh di bawah ambang batas nasional 500 becquerel per kilogram. Dengan demikian udang beku tersebut aman untuk dikonsumsi.
“Kalau Cs-137 itu di atas ambang baku, kita punya standar 500 becquerel (Bq) per kilogram (kg), kalau (standar) Amerika itu 1.200 (Bq). Nah ternyata yang sudah kembali ada beberapa yang hanya 68. Jadi yang itu jelas silakan boleh dimakan,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (30/9).