BerandaBayang-bayang ‘Polisi Grammar’ di...

Bayang-bayang ‘Polisi Grammar’ di Sosial Media

Ilustrasi Kata dari Bahasa Asing. Foto: Pexels.com (Pixabay).
Ilustrasi Kata dari Bahasa Asing. Foto: Pexels.com (Pixabay).

Seringkali orang-orang ingin mencampur penggunaan bahasa dalam bersosial media karena dinilai lebih sesuai dengan apa yang hendak diunggah. Namun, tidak jarang banyak yang berpikir dua kali untuk mempostingnya. Hal ini dilakukan karena mereka malas terkena koreksi dari Polisi Grammar.

Polisi Grammar atau Grammar Nazi sebenarnya bukan istilah yang baru lagi di kehidupan sosial media. Istilah Polisi Grammar banyak digunakan di Indonesia sedangkan Grammar Nazi sering dijumpai di luar negara Indonesia. Istilah ini disematkan pada orang-orang yang gemar mengoreksi grammar orang lain apabila terdapat penulisan atau pengucapan yang tidak sesuai dengan kaidah.

Hal ini identik dengan tugas polisi yang mengatur kehidupan bermasyarakat sehingga penyematan polisi grammar bisa dibilang tepat. Begitu pula dengan istilah grammar nazi yang dikaitkan dengan orang-orang yang gemar untuk mengoreksi tata bahasa orang lain dan cenderung membuat orang yang dikoreksi merasa tidak nyaman.

Keberadaan polisi grammar ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat bersosial media. Ada yang mengatakan keberadaannya menyebalkan dan meresahkan, tetapi ada juga yang menyebutkan keberadaannya membantu pada orang-orang yang sedang belajar.

Lalu sebenarnya apakah keberadaan polisi grammar ini meresahkan atau justru membantu untuk orang-orang, khususnya di sosial media? Dan bagaimana sebaiknya polisi grammar bergerak dalam melakukan ‘tugasnya’?

Polisi Grammar akan Muncul Apabila Terjadi Kesalahan dalam Tata Bahasa

Ilustrasi Polisi. Foto: Pexels.com (Pixabay).
Ilustrasi Polisi. Foto: Pexels.com (Pixabay).

Sering dijumpai seseorang berkomunikasi menggunakan dua bahasa sekaligus, seperti bahasa Indonesia dan bahasa asing, karena merasa menguasainya. Bukan berarti orang yang tidak mengusainya tidak dapat menggunakannya, namun tentu saja kemampuan mereka dalam bahasa asing tersebut terbatas. Sehingga, saat mereka ingin menggunakannya, terkadang terdapat kesalahan dalam segi tata bahasanya.

Sebab, tata bahasa antara satu bahasa berbeda dengan bahasa lainnya sehingga perlu benar-benar mengerti agar meminimalkan kesalahan yang bisa saja timbul. Penggunaannya sering dijumpai di sosial media, khususnya aplikasi X.

Pada saat kesalahan-kesalahan inilah polisi grammar bermunculan untuk mengoreksi penulisan yang menurutnya tidak benar dan tidak sesuai dengan aslinya. Cara koreksinya juga didominasi melalui kolom komentar dari postingan aslinya.

Tidak sedikit yang mengatakan bahwa adanya polisi grammar ini menyebalkan dan meresahkan. Mereka dianggap menyebalkan karena mengoreksi dengan cara merendahkan dan mengejek sehingga orang-orang merasa kesal dan malu dengan yang dilakukannya. Jadi, bukannya senang malah dikoreksi tetapi malah kesal dan malu dibuatnya.

Tetapi, ada juga yang memang disengaja salah atau hanya typo penulisan, namun pemilik akun malas untuk memperbaiki. Pada saat inilah, kehadiran polisi grammar dianggap menyebalkan karena tanpa mereka koreksi, pengguna tau bahwa tulisan yang diunggah memang salah.

Ilustrasi Orang Kesal. Foto: Pexels.com (Yan Krukau).
Ilustrasi Orang Kesal. Foto: Pexels.com (Yan Krukau).

Namun, ada juga beberapa orang yang menganggap keberadaan polisi grammar ini membantu mereka. Hal ini karena mereka menganggap koreksi yang dilakukannya membantu mereka untuk improve dalam belajar bahasa asing sehingga dianggap sangat bermanfaat dengan koreksi tersebut.

Dilansir dari Jurnal Basis, artikel berjudul Grammar-Nazi Analysis in English Learning Process Among Millenials in Indonesia juga berpendapat bahwa adanya polisi grammar atau grammar nazi ini dianggap sebagai penyemangat dalam belajar atau bahkan mematahkan semangat dalam belajar karena takut ditertawakan dan dipermalukan orang lain atas kesalahannya.

Sehingga, seorang polisi grammar harus tau cara memposisikan dirinya saat ingin mengoreksi orang lain dengan tidak mempermalukan orang tersebut. Sebab, adanya koreksi ini juga dapat melunturkan semangat belajar bahasa asing seseorang.

Niat dari Polisi Grammar Dimaknai sesuai dengan Persepsi Masing-Masing

Jadi, bisa disimpulkan bahwa menyebalkan atau membantu itu tergantung dengan persepsi masing-masing pengguna. Bisa dianggap menyebalkan apabila koreksi yang dilakukan dengan cara merendahkan atau mengejek dan bisa dianggap membantu apabila orang yang dikoreksi menganggap koreksi tersebut sebagai bentuk pembelajaran untuk ke depannya.

Polisi grammar harusnya mengoreksi tata bahasa seseorang dengan cara yang mudah diterima dan tidak menyinggung orang lain. Karena kesalahan tata bahasa bisa saja disengaja oleh penggunanya sehingga tidak semua perlu dikoreksi.

Koreksi yang dilakukan juga akan lebih baik melalui pesan pribadi karena bisa saja orang tersebut tidak suka apabila dikoreksi secara publik karena membuat mereka malu. Sehingga polisi grammar yang sebenarnya berniat baik, malah dianggap menyebalkan dan meresahkan oleh masyarakat sosial media.

Ilustrasi Dua Orang sedang Berbicara. Foto: Pexels.com (Nataliya Vaitkevich).
Ilustrasi Dua Orang sedang Berbicara. Foto: Pexels.com (Nataliya Vaitkevich).

- A word from our sponsors -

spot_img

Most Popular

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More from Author

Erik Spoelstra Ditunjuk Tukangi Timnas Bola Basket AS Hingga Olimpiade 2028

Pelatih Miami Heat Erik Spoelstra akan memimpin timnas AS di Kejuaraan...

Cuaca Panas Ekstrem Diprediksi akan Berlangsung Cukup Lama

Fenomena cuaca panas ekstrem yang kini melanda banyak wilayah Indonesia diperkirakan...

Era AI dan Ledakan Pekerja Gig: Arah Baru Pasar Kerja Indonesia

Bank Dunia dalam laporan terbarunya menyampaikan peringatan yang penting: jumlah pekerja...

5 Berita Populer: Rayen Pono Sebut Ahmad Dhani Meremehkannya; Denada Jual Rumah

Musisi Rayen Pono yang menyebut Ahmad Dhani meremehkan dirinya jadi salah...

- A word from our sponsors -

spot_img

Read Now

Erik Spoelstra Ditunjuk Tukangi Timnas Bola Basket AS Hingga Olimpiade 2028

Pelatih Miami Heat Erik Spoelstra akan memimpin timnas AS di Kejuaraan Dunia Bola Basket 2027 di Doha, Qatar, serta Olimpiade Los Angeles 2028.

Cuaca Panas Ekstrem Diprediksi akan Berlangsung Cukup Lama

Fenomena cuaca panas ekstrem yang kini melanda banyak wilayah Indonesia diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November.

Era AI dan Ledakan Pekerja Gig: Arah Baru Pasar Kerja Indonesia

Bank Dunia dalam laporan terbarunya menyampaikan peringatan yang penting: jumlah pekerja informal di Indonesia terus melonjak, dan sektor ini telah menjadi tulang punggung pasar kerja nasional. Pekerja informal — termasuk pekerja gig — kini menyerap lebih banyak tenaga kerja dibandingkan sektor formal. Situasi ini bukan sekadar fenomena...

5 Berita Populer: Rayen Pono Sebut Ahmad Dhani Meremehkannya; Denada Jual Rumah

Musisi Rayen Pono yang menyebut Ahmad Dhani meremehkan dirinya jadi salah satu berita populer pada Rabu (15/10). Selain itu, ada mengenai Denada yang menjual rumahnya. Berikut ini lima berita yang menyita perhatian sepanjang hari kemarin. 1. Rayen Pono Sebut Ahmad Dhani Meremehkan Dirinya, Pintu Damai Sudah Tertutup Musisi Rayen...

Presiden Maduro respons Rencana Serangan Darat AS: Orkestrasi Kudeta oleh CIA

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, merespons pernyataan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang tengah mempertimbangkan operasi militer darat ke Venezuela. Langkah itu diambil AS untuk menargetkan para kartel yang ada di negara tersebut. "Jangan ada perang di Karibia, tak akan ada perubahan rezim. Katakan tidak, pada...

Jadwal Denmark Open: Jonatan Christie hingga Fajar/Fikri Mentas

Tujuh wakil Indonesia bakal tampil di babak 16 besar Denmark Open, Kamis (16/10). Partai-partai tersebut bakal digelar di Jyske Bank Arena, Denmark. Salah satu yang bertanding adalah Jonatan Christie. Juara Korea Open 2025 ini bakal lawan Kodai Naraoka. Sementara, Putri KW juga bakal melawan wakil Jepang. Tunggal Putri Indonesia...

Diplomasi Politik di Balik Pertemuan Surya Paloh dan Sjafrie Sjamsoeddin

Sejumlah pakar menganalisa pertemuan Surya Paloh dengan Menhan Sjafrie terkait posisi NasDem di tengah dinamika politik saat ini.

Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 akan Terapkan AI

Penerapan teknologi kecerdasan buatan akan dilakukan dalam sistem skoring yang memungkinkan semua hasil pertandingan dapat diketahui dengan mudah oleh publik atau penonton.

Pimpinan DPRD Jakarta Dukung Pergub Larangan Konsumsi Daging Anjing-Kucing

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan buat pergub larang konsumsi daging anjing dan kucing. Dukungan datang dari pimpinan DPRD DKI Jakarta

16 Oktober Hari Parlemen Indonesia, Simak Kembali Sejarahnya

Hari Parlemen Indonesia diperingati tiap 16 Oktober. Simak sejarah terbentuknya KNIP sebagai cikal bakal parlemen dan perkembangannya hingga kini.

Matahari Bergeser, Ini Wilayah di Indonesia yang Terasa Sangat Panas

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan bahwa pengamatan BMKG menunjukkan cuaca panas tersebar luas di Indonesia.

Kisah Mahasiswa Surabaya Ikut Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes di Sidoarjo

Lima mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang tergabung dalam komunitas Pecinta Alam 17 Agustus 1945 (Pataga) menunjukkan kepedulian sosial dan jiwa kemanusiaannya dengan ikut membantu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam proses evakuasi korban runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Peristiwa tragis...