
MANADO – Dalam rangka memperingati Hari Karantina ke-148, Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Utara (Sulut) mengelar aksi sosial untuk mendekatkan dan mengenalkan instansi ke masyarakat.
Pada aksi sosial ini, Karantina Sulut menggelar layanan pemeriksaan atau cek kesehatan gratis dan donor darah.
Kepala Karantina Sulut, Agus Mugiyanto, mengatakan jika di momen usia yang ke-148 ini, pihaknya ingin menunjukkan bahwa peran karantina tidak hanya terbatas di gerbang negara. Menurutnya, mereka juga hadir untuk melayani dan berkontribusi langsung pada kesehatan.
“Kami juga mengedukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan karantina,” ujar Agus dalam siaran pers di Manado, Rabu (15/10).
Menurut Agus, momentum Hari Karantina ke-148 harus digunakan untuk menegaskan kembali posisi strategis Barantin. Ia menambahkan setiap kegiatan yang dilakukan, baik itu pengecekan kesehatan maupun edukasi kekarantinaan di sekolah, adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan peran Karantina yang adaptif, inovatif, dan kolaboratif untuk Indonesia maju dan berdaya saing.
Layanan pemeriksaan kesehatan dilakukan pada Selasa (14/10) kemarin mencakup pengecekan tensi darah, kolesterol, gula darah, dan asam urat. Secara khusus menyediakan tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk perempuan.
“Aksi ini menegaskan komitmen karantina tidak hanya pada pengawasan lalu lintas komoditas, tetapi juga pada layanan publik yang lebih luas. Selain itu, kegiatan donor darah juga berhasil menarik partisipasi yang signifikan, menunjukkan semangat kepedulian bersama antara Barantin dan komunitas,” katanya.
Selain itu, Karantina Sulut juga memperkuat peran edukasinya melalui program “Karantina Goes to School”. Program ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada pelajar, terkait pentingnya peran karantina dalam menjaga ekosistem lingkungan.
Hal demikian penting untuk menjaga keberlanjutan sumber daya hayati Indonesia dari ancaman hama dan penyakit, baik hewan, ikan maupun tumbuhan.
“Sosialisasi di sekolah ini diselenggarakan dengan harapan dapat menanamkan kesadaran sejak dini kepada generasi muda, mengenai betapa krusialnya tugas karantina. Melalui edukasi yang tepat, para siswa diharapkan menjadi duta informasi yang turut menjaga kekayaan alam Indonesia,” kata Agus.
Sementara itu, rangkaian peringatan Hari Karantina ke-148 ini tidak hanya menjadi perayaan internal, tetapi juga “panggung” interaksi positif antara lembaga karantina dan masyarakat di Sulut.
Melalui aksi “Karantina Peduli” dan “Karantina Goes to School”, Karantina Sulut berharap kesadaran publik terhadap fungsi strategis Barantin dapat meningkat secara signifikan, sekaligus memperkuat komitmen institusi untuk terus berinovasi dalam melindungi bangsa dan mendukung daya saing produk Indonesia di kancah global.