
Kementerian PPN/Bappenas mengungkap alasan mengapa pembangunan Giant Sea Wall (GSW) atau tanggul laut raksasa di Pantura Jawa penting. Hal ini karena wilayah yang bisa terdampak penurunan muka tanah di Pantura merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) yang besar.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menuturkan saat ini 56 persen PDB Indonesia ada di Pulau Jawa. Dari 56 persen tersebut, lokasi yang mendominasi sumbangan PDB adalah Pantura.
“70 persen dari 56 persen (PDB Jawa) ada di Pantai Utara. Dan dari 100 persen PDB kita (nasional), 26 persen ada di aglomerasi Jakarta dan sekitarnya, dan 18 persen ada di Jakarta,” kata Rachmat dalam Peluncuran Kebijakan Perkotaan Nasional (KPN) 2045 secara daring, Senin (15/9).
Rachmat menyebut jika GSW terbentuk maka hal tersebut adalah sejarah baru. Selain itu, penyelamatan infrastruktur Pantura disebut sama dengan menyelamatkan Indonesia.
“Jadi penyelamatan infrastruktur wilayah pantai utara Jakarta adalah penyelamatan Indonesia,” ujarnya.
Terkait konsep, Rachmat menuturkan pembangunan GSW juga nantinya akan menjadi model baru dalam pengembangan kawasan. Sebelumnya, pemerintah memastikan proyek GSW masih dalam tahap penjajakan investasi.

Menko Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa peluang kerja sama tidak hanya terbuka untuk China, tetapi juga negara lain.
“Masih terus dibicarakan ya, kita akan semakin membuka komunikasi, tentu tidak hanya Tiongkok tapi dengan berbagai negara lain,” kata AHY usai menghadiri rapat di Istana Kepresidenan, Kamis (11/9).
AHY menjelaskan, pemerintah akan menyiapkan blueprint pembangunan tanggul laut dengan mengombinasikan rancangan dari dalam negeri dan masukan dari negara yang berpengalaman di bidang serupa.
“Nanti akan kita kombinasikan dengan kita sendiri. Indonesia juga membuat tentunya dan kita akan menghadirkan berbagai konsultasi juga dengan berbagai pihak yang punya pengalaman di bidang itu,” ujarnya.
Meski begitu, AHY belum merinci negara mana saja yang sudah diajak bertemu dan membicarakan proyek strategis tersebut.