
Asus telah menentukan posisi bisnisnya di era AI global. Dalam perlombaan teknologi AI di level hardware dan software, Asus memilih untuk konsisten bermain di ranah hardware, dalam memperluas portofolio produk dan layanan berbasis PC AI.
Sejak tahun 2025, mereka meningkatkan kehadiran produk dan solusinya terkait PC AI, server AI, sampai dengan produk AIoT. Asus secara paralel memperkuat saluran distribusi globalnya, memastikan semua itu mendekat ke pasar.
Asus juga melanjutkan pendekatan penjualan pasar sebagai penyedia produk kelas atas, dan itu relevan dengan kemampuan PC AI yang kini diposisikan sebagai barang premium di pasar.
Fokus tersebut berbuah manis dengan posisi memimpin Asus yang menguasai 60% pasar Copilot+ PC di Indonesia, menurut data Microsoft di Indonesia.

Sascha Krohn, Director of Technical Marketing, Asus Global, menegaskan bahwa Asus konsisten merilis laptop AI baru hampir setiap bulannya. Asus bersama Microsoft juga terus melakukan peningkatan dari sisi hardware dan software untuk mendorong performa dan efisiensi daya.
“Itu menunjukkan strategi agresif untuk mendominasi pasar dan mengedukasi pengguna soal keunggulan Copilot+ PC dan AI itu sendiri,” kata Sascha Krohn, saat berbincang dengan kumparanTECH di Jakarta, Kamis (10/9).
Asus mendorong kehadiran seri laptop Asus AI 45+ TOPS NPU yang menghadirkan performa pengolahan AI lokal di atas standar Microsoft (40 TOPS). Perusahaan terbuka untuk melakukan kolaborasi dengan produsen chip bertenaga AI, seperti Intel, AMD, dan Qualcomm.
Upaya lain yang dilakukan Asus, adalah dengan meningkatkan daya tahan baterai laptop hingga 20 jam.
Dari sisi pengalaman visual, brand asal Taiwan ini menghadirkan standar layar berkualitas lewat Asus Lumina OLED, yang memanjakan mata saat menonton konten atau main game.
Secara spesifik, Asus ingin memperkuat posisinya sebagai produsen PC AI. Jalan yang dipilih Asus ini selaras dengan perkiraan industri yang menunjukkan mesin berkemampuan AI memiliki harga jual dan margin rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan PC konvensional, sehingga menciptakan peluang pertumbuhan pendapatan.
Ya, kami ingin menjadi brand yang menyediakan hardware untuk semua kebutuhan AI. Saya pikir kami secara resmi adalah brand teknologi terdepan. Mari fokus pada hardware. – Sascha Krohn, Director of Technical Marketing, Asus Global –
Walau demikian, Asus tidak berarti mengabaikan software begitu saja. Perusahaan membenamkan sejumlah software bertenaga AI untuk memberi pengalaman yang lebih baik kepada pengguna.
Asus menyematkan aplikasi eksklusif berbasis AI seperti MuseTree, StoryCube, dan Omni Virtual Assistant. Semua aplikasi dapat berjalan offline, memberikan fleksibilitas lebih bagi pengguna, mulai dari pelajar, profesional, hingga kreator konten.
“Saya rasa kredibilitas software kami akan terus meningkat. Tapi, saya rasa itu bukan sesuatu yang ingin kami fokuskan, karena kami juga menjalin kemitraan dengan perusahaan software lainnya,” jelas Sascha.
Untuk urusan software, Asus memang menggantungkan nasibnya pada Microsoft, sebagai penyedia sistem operasi sekaligus penyedia software berbasis AI. Microsoft menyuguhkan pengguna tools Copilot, yang dapat dimanfatkan untuk pemakaian lokal maupun AI berbasis cloud.
Langkah Asus memperkuat kategori produk AI spesifik oleh ASUS (PC AI, server AI, Edge AI, AIoT) telah menunjukkan bagaimana mereka menciptakan strategi segmentasi yang berbeda, alih-alih memperlakukan AI sebagai teknologi tunggal yang terpadu.
Pasar AI global diperkirakan akan tumbuh dari 757 miliar dolar AS pada tahun 2025 menjadi sekitar 3,68 triliun dolar AS pada tahun 2034, yang mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 19,2%. Dan, perlu diingat, PC AI membentuk segmen penting dari pertumbuhan tersebut.