
Seorang penasihat Amerika Serikat (AS) mengatakan, ia yakin bahwa Hamas akan mematuhi semua prinsip-prinsip pada gencatan senjata di Gaza. Hal itu ia sampaikan menyusul langkah Israel yang akan meneruskan peperangan di Gaza, jika ada jenazah-jenazah sandera yang belum dikembalikan oleh Hamas.
Dilansir AFP, Hamas menemui kesulitan untuk mencari sejumlah jenazah yang hilang sebab beberapa bagian di kota itu luluh lantak penuh reruntuhan. Perlu upaya khusus untuk mengevakuasi jenazah dari runtuhan-runtuhan tersebut.
“Mereka akan mematuhi kesepakatan (gencatan senjata). Mereka akan memenuhi semuanya sesuai yang tertara,” kata pejabat AS itu, Rabu (15/10).

“Memang ada kekecewaan (di Israel), karena hanya 4 jenazah yang dipulangkan. Tapi, Hamas lalu memulangkan lagi sejumlah jenazah lainnya sehari kemudian,” sambungnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Presiden Donald Trump. Ia meyakini Hamas terus menggali reruntuhan untuk menemukan jenazah-jenazah yang masih hilang.
“Mereka masih menggali, dan mereka menemukan banyak jenazah,” kata Trump di Gedung Putih.
Hamas sebelumnya telah memulangkan 8 dari 28 sandera Israel yang tewas dalam perang di Gaza, pada Rabu(15/10). 1 dari 8 jenazah itu tidak masuk daftar sandera.
Lalu, mereka menyerahkan lagi 2 jenazah pada malamnya.
Israel mengancam Hamas akan melanjutkan aksi bersenjata jika mereka tak mematuhi kesepakatan dalam gencatan senjata.
AS lalu menjelaskan, bahwa memulangkan jenazah-jenazah yang masih belum ketemu adalah langkah yang sulit. Mereka juga mendengar keluhan dari Hamas, dibutuhkan peralatan khusus untuk mengevakuasi jenazah-jenazah ini.
“Hampir seluruh Gaza sudah luluh lantak, seperti di film-film,” kata penasihat lainnya.
AS dan negara-negara mediator lain akhirnya merancang sebuah program, yang memberi imbalan bagi orang yang berhasil menemukan jenazah-jenazah sandera ini. Salah satunya Turki, yang menawarkan para ahli untuk mengevakuasi jenazah.