
Manajemen Bank DKI melakukan perubahan atau rebranding nama dan logo menjadi Bank Jakarta yang merupakan salah satu bentuk transformasi strategis untuk menatap masa depan dengan cara baru, cara yang lebih kuat, adaptif dan profesional.
“Ini adalah penanda transformasi strategis Bank DKI,” kata Direktur Utama Bank Jakarta, Agus Haryoto Widodo seperti dilansir Antara, Selasa (24/6).
Dia mengatakan bahwa perubahan yang dilakukan tidak sekadar pada nama dan logo, tetapi mencerminkan arah baru, semangat baru dan komitmen baru yang lebih kuat kepada masyarakat Jakarta dan Indonesia.
Agus menyebutkan, rebranding nama dan logo ini juga karena perubahan zaman, ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi, perkembangan teknologi bergerak begitu cepat.

Selain itu kompetisi meluas, tidak hanya dari bank lain tetapi juga dari perusahaan teknologi finansial yang inovatif dan agresif.
Manajemen BUMD DKI Jakarta bidang keuangan dan perbankan tersebut menyadari sepenuhnya untuk tetap relevan. “Kami tidak cukup hanya bertahan. Kami harus bertransformasi dan transformasi itu dimulai dari identitas kami,” katanya.
Inilah latar belakang dari keputusan untuk melakukan rebranding sebagai simbol bahwa Bank DKI siap menatap masa depan dengan cara baru, cara yang lebih kuat, adaptif dan profesional.
Ia juga menjelaskan rebranding ini bukan berdiri sendiri. Ini adalah bagian dari langkah berkelanjutan yang saat ini sedang dijalankan, yaitu transformasi digital untuk menghadirkan layanan berbasis ekosistem.
Langkah ini meliputi perbaikan proses bisnis untuk peningkatan produktivitas bisnis, kualitas kredit dan dana murah, penguatan manajemen risiko dan tata kelola, modernisasi infrastruktur teknologi informasi (IT) dan keamanan siber.
Siap IPO

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memberi tugas kepada Manajemen Bank DKI yang sekarang bernama Bank Jakarta untuk Initial Public Offering (IPO) tahun 2026.
“Paling utama tugas saya kepada Direktur Utama, Komisaris Utama dan seluruh jajaran Bank Jakarta adalah untuk mempersiapkan diri untuk ‘go public’ pada tahun depan,” katanya saat peluncuran nama dan logo Bank Jakarta di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan, Minggu.
Pram menyebutkan alasan memberikan tugas tersebut ke Bank Jakarta karena dia percaya bank ini lebih baik jika diawasi secara publik.
“Kenapa ini saya sampaikan? Karena saya termasuk yang percaya bahwa untuk me-‘manage’ bank seperti Bank Jakarta akan lebih baik kalau di-‘manage’, diawasi secara terbuka oleh publik,” katanya.
Pram juga menyebutkan untuk mencapai tujuan tersebut salah satu kuncinya adalah profesionalisme. Direksi yang sekarang dibentuk, benar-benar seluruhnya adalah profesional.
“Saya tidak membuka ruang sama sekali siapapun untuk bisa menitipkan siapapun itu di Bank Jakarta,” tegas Pram yang saat itu didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno dan Direktur Utama Bank Jakarta Agus Haryoto Widodo.