
Presiden Prabowo Subianto menegaskan kesiapan Indonesia untuk berperan aktif dalam upaya perdamaian antara Gaza dan Israel, termasuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian bila diperlukan.
“Indonesia masih bersedia menjadi bagian dari itu. Jika mereka membutuhkan pasukan penjaga perdamaian, mereka bilang kami bersedia menyediakannya. Jadi, saya sendiri optimis. Saya harap ini bisa terlaksana,” kata Prabowo dalam Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10) malam.

Prabowo menilai, proses menuju perdamaian di Timur Tengah saat ini berada pada momen penting yang membuka harapan baru bagi dunia. Ia menggambarkan suasana optimisme yang muncul di kalangan para pemimpin negara, terutama setelah adanya gencatan senjata antara Israel dan kelompok di Gaza.
“Ya, itu sangat menarik. Saya rasa ada perasaan bahwa kita berada di sebuah kesempatan bersejarah. Banyak yang harus dilakukan. Jalan masih panjang. Apa pun bisa terjadi. Tapi kita semua merasa kali ini masih ada harapan,” katanya.
Ia menceritakan kembali pertemuan antara sejumlah pemimpin dunia di sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang sekitar delapan negara Muslim terkemuka, termasuk Indonesia, untuk membahas rencana perdamaian di Timur Tengah.
“Jadi di New York, saat Sidang Umum PBB, Presiden Trump memanggil sekitar delapan dari kami — katakanlah delapan negara Muslim terkemuka. Indonesia dianggap negara dengan mayoritas Muslim, jadi kami diundang. Dan dia memberi kami rencananya. Kami melihat rencananya. Kami membahasnya. Rencana itu memberi kami harapan,” tandasnya.