BerandaKetika Amigdala Berduka: Biopsikologi...

Ketika Amigdala Berduka: Biopsikologi Emosi Remaja Perempuan Kehilangan Ayah

Seorang remaja perempuan duduk di lantai tamaram, menatap cahaya dengan ekspresi sendu. Sumber: Pexels, Sofia Alejandra.
Seorang remaja perempuan duduk di lantai tamaram, menatap cahaya dengan ekspresi sendu. Sumber: Pexels, Sofia Alejandra.

Kehilangan ayah bukan hanya kehilangan sosok pelindung, tetapi juga kehilangan separuh peta emosional diri. Bagi banyak anak perempuan, kepergian ayah juga berarti kehilangan sosok yang selama ini menjadi sandaran, pelindung, dan contoh tentang bagaimana seharusnya mencintai serta dipercaya.

Pada masa remaja akhir, masa ketika otak sedang sibuk belajar mengatur emosi dan memahami kasih sayang kehilangan ayah menjadi pelajaran yang terlalu dini tentang rasa sakit dan kehilangan.

Dari sudut pandang biopsikologi, duka bukan sekadar perasaan yang melankolis, melainkan juga reaksi biologis tubuh dan otak terhadap kehilangan. Sistem saraf, hormon, dan jaringan otak bekerja bersama dalam proses yang kompleks.

Pendekatan biopsikologi membantu kita memahami bagaimana emosi dan biologi saling berinteraksi, serta bagaimana otak manusia beradaptasi melalui neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak membentuk jalur saraf baru setelah trauma (Doidge, 2007).

Dengan kata lain, berduka bukan hanya soal hati yang hancur, tetapi juga tentang bagaimana otak dan tubuh belajar menata ulang keseimbangan setelah kehilangan seseorang yang dicintai.

Reaksi Biologis terhadap Kehilangan

Ketika seseorang kehilangan figur penting seperti ayah, tubuh akan menunjukkan respons stres yang kuat. sistem limbik di otak terutama amigdala dan hipokampus menjadi pusat aktivitas emosional yang intens. Amigdala memicu reaksi emosional seperti kesedihan dan kecemasan, sementara hipokampus menyimpan memori emosional yang berkaitan dengan sosok ayah (LeDoux, 2000).

Akibat aktivasi yang berlebihan, seseorang bisa sulit mengendalikan emosi, merasa kosong, atau mengalami mimpi buruk. Dalam situasi ini, kelenjar adrenal akan melepaskan kortisol, hormon stres utama yang meningkatkan detak jantung, mengganggu tidur, dan menurunkan konsentrasi (Carlson, 2014).

Selain itu, hormon oksitosin yang berperan dalam membentuk rasa aman dan kasih sayang juga memiliki peran penting. Kehilangan figur yang menjadi sumber rasa aman dapat menurunkan kadar oksitosin, menimbulkan perasaan terasing, dan meningkatkan rasa kesepian (Heinrichs et al., 2009).

Namun, hubungan sosial yang hangat, seperti dukungan dari ibu, teman, atau komunitas, dapat membantu meningkatkan oksitosin dan mempercepat pemulihan emosional.

Pada remaja perempuan, reaksi biologis ini lebih kuat karena pengaruh hormon estrogen, yang memperkuat koneksi saraf pada area otak yang berhubungan dengan emosi (Taylor, 2006). Akibatnya, duka kehilangan ayah dapat menimbulkan gejala seperti kecemasan, perasaan hampa, dan perubahan suasana hati yang tajam.

Dalam hal ini, duka bukan hanya perasaan abstrak, tetapi juga fenomena fisiologis yang dapat diamati melalui respons tubuh. Respons stres yang berkepanjangan bahkan bisa mengganggu keseimbangan hormon dan fungsi imun tubuh (Luecken, 2000).

Ilustrasi bagian otak yang menyoroti amigdala dan sistem limbik. Sumber: Cleveland Clinic, 2023.
Ilustrasi bagian otak yang menyoroti amigdala dan sistem limbik. Sumber: Cleveland Clinic, 2023.

Kehilangan Ayah dan Perkembangan Emosi Remaja Perempuan

Figur ayah memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan identitas emosional dan sosial anak perempuan. Ayah yang hadir secara emosional membantu anak mengembangkan rasa aman, harga diri, serta kemampuan mengatur perasaan (Kail & Cavanaugh, 2019).

Ketika figur ini hilang, baik karena kematian maupun ketidakhadiran emosional, terjadi gangguan pada perkembangan di korteks prefrontal (prefrontal cortex) bagian otak yang berfungsi mengendalikan impuls, mengambil keputusan, dan menilai risiko.

Menurut Davidson dan Begley (2012), lemahnya konektivitas antara amigdala dan korteks prefrontal dapat membuat seseorang lebih sulit mengendalikan emosi dan menghadapi stres. Dalam konteks anak perempuan yang kehilangan ayah, hal ini dapat memunculkan perasaan kehilangan arah, kesulitan mempercayai orang lain, atau perubahan suasana hati yang ekstrem.

Artinya, kehilangan ayah di masa remaja bukan hanya meninggalkan luka emosional, tetapi juga mengubah cara otak memproses dan mengatur perasaan.

Pemulihan Melalui Neuroplastisitas dan Dukungan Sosial

Meski kehilangan dapat menimbulkan luka mendalam, otak memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi melalui proses yang disebut neuroplastisitas. Proses ini memungkinkan otak membentuk koneksi saraf baru setelah mengalami trauma atau kehilangan (Doidge, 2007).

Dukungan emosional dari ibu, keluarga, atau lingkungan sosial dapat membantu menurunkan kadar kortisol dan meningkatkan hormon oksitosin, yang menumbuhkan rasa nyaman dan kedekatan.

Kegiatan sederhana seperti menulis jurnal, berbagi cerita dengan teman, mengikuti terapi, atau melakukan aktivitas spiritual dapat membantu otak memproses pengalaman emosional dan menata ulang keseimbangan biologis. Dengan cara ini, tubuh dan pikiran bekerja sama dalam memulihkan diri.

Bagi banyak anak perempuan, proses berduka justru menjadi perjalanan menuju kedewasaan emosional belajar memahami cinta tanpa kehadiran fisik ayah, tetapi tetap merasakan kehadirannya melalui nilai, kenangan, dan karakter yang diwariskan.

Empat orang berpelukan di ladang, melambangkan dukungan dan kebersamaan. Sumber: Pixabay.
Empat orang berpelukan di ladang, melambangkan dukungan dan kebersamaan. Sumber: Pixabay.

Kehilangan ayah bagi anak perempuan merupakan pengalaman yang kompleks, melibatkan interaksi antara biologis dan psikologis. Dari sudut pandang biopsikologi, duka tidak hanya berbentuk kesedihan, tetapi juga perubahan fisiologis seperti meningkatnya hormon stres, terganggunya keseimbangan saraf, hingga perubahan struktur otak.

Namun, manusia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk bertahan dan beradaptasi. Dengan dukungan sosial yang tepat dan proses refleksi emosional, otak dapat beradaptasi melalui neuroplastisitas, membentuk jalur baru untuk memahami dan menerima kehilangan.

Pada akhirnya, kehilangan ayah bukan hanya kisah tentang berduka, tetapi juga tentang bertumbuh. Tentang bagaimana tubuh dan pikiran belajar menata ulang cara merasa, mencintai, dan mempercayai dunia lagi. Dalam sunyi kehilangan, seorang anak perempuan sebenarnya sedang belajar menemukan kembali dirinya sendiri.

- A word from our sponsors -

spot_img

Most Popular

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More from Author

KPK Kaji Pelaksanaan MBG, Dukung Perbaikan Tata Kelola

KPK mengaku tengah membuat kajian terkait pelaksanaan program makan bergizi gratis...

Kejagung soal Pencopotan Hendri Antoro dari Kajari Jakbar: Sudah Sangat Berat

Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan bahwa pencopotan Hendri Antoro dari jabatannya sebagai...

Perwira Polda Sultra Diduga Rampas-Perkosa di Kendari Diperiksa Propam

Penyidik Polda Sultra memeriksa Kompol HS terkait dugaan perampasan dan kekerasan...

Bus Terbakar di Jalan Tol Wiyoto Wiyono

Sebuah bus terbakar di Tol Wiyoto Wiyono, tepatnya berada di sekitar...

- A word from our sponsors -

spot_img

Read Now

KPK Kaji Pelaksanaan MBG, Dukung Perbaikan Tata Kelola

KPK mengaku tengah membuat kajian terkait pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Kajian ini dibuat dalam rangka mendukung perbaikan tata kelola program tersebut. "Ya terkait dengan program MBG, salah satu bentuk dukungan KPK terhadap program pemerintah tersebut, saat ini KPK sedang melakukan kajian di Direktorat Monitoring Pencegahan KPK,"...

Kejagung soal Pencopotan Hendri Antoro dari Kajari Jakbar: Sudah Sangat Berat

Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan bahwa pencopotan Hendri Antoro dari jabatannya sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Barat merupakan hukuman yang sangat berat. "Yang bersangkutan sudah kena kode etik. Sudah dicopot dari jabatan. Sudah sangat berat," ujar Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, kepada wartawan, di Gedung Kejagung, Jakarta, Selasa (14/10). "...

Perwira Polda Sultra Diduga Rampas-Perkosa di Kendari Diperiksa Propam

Penyidik Polda Sultra memeriksa Kompol HS terkait dugaan perampasan dan kekerasan seksual. Kasus ini viral di media sosial dan ditangani secara profesional.

Bus Terbakar di Jalan Tol Wiyoto Wiyono

Sebuah bus terbakar di Tol Wiyoto Wiyono, tepatnya berada di sekitar depan Mall Of Indonesia (MOI), Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (14/10) malam. Dari sejumlah foto yang didapatkan, nampak api berkobar dan melahap habis badan bus itu. Kejadian itu dilaporkan oleh seorang warga sekitar pukul 23.24 WIB....

Diduga Selundupkan Pasir Timah, 4 Warga Kepri Dibekuk Aparat Malaysia

Empat warga Tanjungpinang ditangkap APPM Malaysia karena menyeludup pasir timah. Pemprov Kepri berkoordinasi untuk bantuan hukum dan penelusuran lebih lanjut.

Bus Terbakar di Tol Jakut, Api Berkobar

Sebuah bus mengalami kebakaran di Tol Wiyoto Wiyono, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebanyak 3 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.

Dapur SPPG Polda Bali Setop Sementara karena Belum Ada Anggaran

Kepala SPPG Polda Bali menjelaskan alasan pihaknya menghentikan sementara layanan dapur untuk menyuplai menu program MBG.

15 Tips Mengatasi Kulit Kering

Kulit kering adalah tanda bahwa kulit kekurangan kelembapan dan minyak alami. Jika dibiarkan, bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, gatal, dan infeksi ringan.

Kereta Api Jadi Moda Strategis dalam Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang

Moda transportasi kereta api (KA) dinilai memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan sebuah kawasan industri seperti Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Selasa Malam, Status Naik Level IV

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada Selasa malam pukul 23.37 WITA.

Alumni Lirboyo Melawan Narasi Sumbang tentang Dunia Pesantren

Selama 9 tahun saya menyantren di Lirboyo, saya menyaksikan Romo KH. Anwar Mansur adalah kiyai yang tiada hari tanpa mengaji kitab. Hampir seluruh waktunya untuk mengaji kitab.

Purbaya ‘Disentil’ Lagi oleh Ketua Komisi XI Misbakhun soal Gaya Komunikasi

Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun kembali menyentil Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terkait gaya komunikasi.