
Pria bernama Argo Prasetyo (25 tahun), asal Langkat, Sumatera Utara, tewas di salah satu perusahaan scam di Kamboja pada Selasa (30/9) sekitar pukul 15.00 WIB.
Argo ditemukan di daerah Krong Bavet, perbatasan antara Vietnam dan Kamboja, dalam kondisi tidak berdaya dengan luka lebam di sekujur tubuhnya.
Ega Prasetya (22), adik kandung korban, mengatakan abangnya tidak meminta izin saat berangkat ke Kamboja. Argo berangkat sekitar bulan April 2024.
“Tanggal pastinya belum tahu, tapi sekitar April 2024. Iya, karena dia memang tidak izin pergi. Almarhum ini tertutup sejak ibu kami meninggal,” kata Ega saat ditemui di kantor BP3MI Sumut, Medan, Selasa (14/10).
Ega menyampaikan, dirinya sempat berkomunikasi dengan Argo saat sang kakak berada di Kamboja. Awalnya, Argo bekerja di rumah makan sebelum pindah ke perusahaan scam judi online (judol).
“Tapi bukan restoran besar, cuma rumah makan kecil. Sempat video call juga, karena kami sama-sama jurusan boga (memasak). Dia sempat tanya resep kue untuk dijual,” ujarnya.
Pada tahun 2025, komunikasi antara Argo dan keluarga mulai terputus setelah ia pindah ke perusahaan scam di Kamboja.
“Iya, sejak bulan Juli 2025 enggak ada kabar. Katanya rumah makan tempat dia kerja tutup, terus pindah kerja. Cuma tahunya dia kerja di judol, tapi enggak tahu di perusahaan mana,” sambung Ega.
Ega menduga Argo ke Kamboja untuk mencari penghasilan demi menghidupi dua adiknya yang tinggal bersamanya.
“Dia belum menikah, saya yang sudah berkeluarga. Mungkin dia ke sana untuk biayain adik kami, siapa tahu bisa sukses,” ucapnya.
“Mamak sudah meninggal, bapak menikah lagi. Tapi kami sudah pisah rumah dengan bapak, bapak tinggal dengan istri barunya,” lanjutnya.
Sebelum berangkat ke Kamboja, Argo sempat bekerja di salah satu perusahaan ritel di Langkat.
“Kerja di Alfamart, jadi kasir. Tapi di sana kalau ada barang hilang, karyawan yang tanggung. Dia capek karena harus ganti rugi barang hilang hampir tiap bulan,” tutur Ega.
Ega mengaku mendapat kabar duka dari seorang warga Vietnam melalui grup Telegram.
“Yang menolong Argo itu yang kasih kabar ke kami lewat Telegram. Katanya Argo meninggal di rumah sakit pada 30 September 2025,” katanya.
Sebelumnya, beredar di media sosial video seorang pria tergeletak dengan luka lebam di sekujur tubuh. Ega meyakini pria itu adalah kakaknya.
“Yakin itu abang saya, dari postur badannya, mukanya juga saya kenal. Nama di ID card juga sama, panjangnya mirip dengan nama saya,” ucapnya.
Pihak keluarga kemudian menelusuri identitas perusahaan dari kartu identitas yang ditemukan bersama jenazah.
“Setelah kami cari tahu, ternyata itu perusahaan scam. Di ID card-nya tertulis nama perusahaan Junyiwang,” jelas Ega.

Perusahaan judol tersebut beralamat di Chrey Thum, Sampov Lun, Kaoh Thum, Kandal, Kamboja.
Jenazah Argo saat ini berada di rumah duka di Phnom Penh, Kamboja, dan pihak keluarga diminta biaya pemulangan sebesar USD 8.500 atau sekitar Rp136 juta.
“Sekarang jenazahnya di tempat penyimpanan di Phnom Penh, sejak 30 September sampai sekarang,” kata Ega.
Keluarga Lapor ke BP3MI Sumut
Pihak keluarga Argo Prasetyo telah melapor ke Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Sumatera Utara untuk meminta bantuan pemulangan jenazah.
Staf BP3MI Sumut, Mianhot Pandiangan, membenarkan laporan tersebut.
“Pengaduan bapak dan ibu sudah kami terima. Keluarga memohon dibantu proses pembiayaan pemulangan jenazah,” kata Mianhot saat ditemui di kantor BP3MI Sumut.
Mianhot menjelaskan bahwa Argo tidak terdaftar sebagai pekerja migran Indonesia resmi.
“Berdasarkan data kami, yang bersangkutan tidak tercatat sebagai pekerja migran resmi. Artinya, keberangkatannya tidak melalui perusahaan penempatan yang berizin,” jelasnya.
Meski demikian, BP3MI Sumut tetap berupaya membantu dengan berkoordinasi bersama perwakilan Indonesia di luar negeri.
“Secara formal, kami sudah berkirim surat ke KBRI Phnom Penh terkait permohonan keluarga agar jenazah dipulangkan ke Indonesia. Keluarga juga berharap biaya pemulangan dapat ditanggung oleh pihak perusahaan tempat Argo bekerja,” ujarnya.
Mianhot menambahkan, BP3MI hanya dapat memfasilitasi proses pemulangan jenazah dari Bandara Kualanamu ke rumah duka.
“Kalau dari BP3MI, kemungkinan kami bantu dari bandara ke rumah duka. Tapi untuk pemulangan dari luar negeri ke Indonesia, kami tidak bisa,” tutupnya.