
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menilai tradisi ngecor atau membantu pembangunan di lingkungan pondok pesantren oleh para santri bukan bentuk eksploitasi.
Hal itu ia sampaikan menanggapi wacana pemerintah yang akan memberikan pelatihan gratis bagi santri untuk membantu pembangunan sarana di pesantren.
“Yang dilatih ya insyaallah sih, insyaallah enggak (dieksploitasi),” kata Dody kepada wartawan di Kantor Kemenko PM, Jakarta, Selasa (14/10).
Dody menjelaskan, dari sisi teknis, pelatihan tersebut dimaksudkan agar pembangunan yang dilakukan secara mandiri di pesantren bisa tetap sesuai standar konstruksi. Namun, untuk pembangunan berskala besar, tetap diperlukan tenaga ahli profesional.
“Kita hanya membantu agar yang kecil-kecil itu, misalnya yang urusannya tidak terlalu berat, cuma sekadar bantu-bantu nyemen, gitu-gitu yang agak berat-berat itu bisa dikerjakan oleh tenaga ahlinya juga,” ujarnya.
Menurutnya, semangat gotong royong yang selama ini menjadi budaya di pesantren justru menjadi nilai positif yang perlu diarahkan agar memiliki keahlian terukur.
“Sehingga nyemennya pun nyemen yang berkualitas, tapi saya kok enggak yakin kalau itu akan membuat eksploitasi karena memang dari dulu pesantren itu bagus sekali sifatnya sudah bergotong royong,” lanjutnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya pada acara penandatanganan surat keputusan bersama antara Kemendagri dan Kemenag, Dody menyampaikan rencana pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi bagi santri.
“Insyaallah PU akan melatih dan mensertifikasi para santri sebagai tenaga kerja konstruksi. Itu for free, sehingga semangat gotong royong, kami sangat-sangat berharap agar semangat gotong royong ini berubah menjadi keahlian yang diakui,” kata Dody.