BerandaIndonesia, Pabrik Ijazah: Ketika...

Indonesia, Pabrik Ijazah: Ketika Pendidikan Kehilangan Makna

Ilustrasi Wanita dengan Toga Sarjana Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/lulus-diploma-pendidikan-kesuksesan-9356816/
Ilustrasi Wanita dengan Toga Sarjana Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/lulus-diploma-pendidikan-kesuksesan-9356816/

Setiap tahun, ratusan ribu mahasiswa di Indonesia diwisuda dengan kebanggaan, toga, dan selembar ijazah di tangan. Namun, di balik gegap gempita kelulusan itu, muncul pertanyaan yang semakin sering terdengar: apakah pendidikan kita benar-benar menghasilkan kompetensi, atau sekadar mencetak ijazah?

Fenomena komersialisasi pendidikan dan maraknya jual-beli gelar menunjukkan bahwa pendidikan kini kian terjebak dalam mentalitas “pabrik ijazah” — cepat lulus, dapat gelar, tanpa proses bermakna.

Pendidikan, yang seharusnya menjadi sarana pembentukan karakter dan peningkatan kualitas manusia, kini perlahan berubah menjadi industri yang berorientasi pada keuntungan. Ijazah tidak lagi dipandang sebagai simbol kompetensi, melainkan tiket untuk memperoleh status sosial atau pekerjaan.

Di berbagai jenjang, muncul lembaga yang menjanjikan kemudahan lulus, program instan, hingga jual-beli ijazah palsu secara daring. Fenomena ini mencerminkan krisis nilai dalam dunia pendidikan: proses belajar digantikan oleh transaksi, dan pengetahuan tergantikan oleh formalitas administratif.

Akibatnya, masyarakat sering kali lebih menghargai gelar daripada kemampuan. Banyak perusahaan masih menilai calon pekerja berdasarkan ijazah, bukan keterampilan atau etos kerja. Pendidikan pun kehilangan makna sejatinya — bukan lagi jalan menuju pencerahan, melainkan alat untuk mengejar pengakuan semu.

Pendidikan Tanpa Jiwa

Kualitas pendidikan tidak bisa diukur dari banyaknya lulusan, tetapi dari kemampuan mereka dalam berpikir kritis, berinovasi, dan berkontribusi bagi masyarakat.

Sayangnya, banyak perguruan tinggi yang terjebak dalam orientasi administratif: sibuk mengejar akreditasi, target publikasi, dan jumlah mahasiswa, namun melupakan substansi pembelajaran.

Dosen dibebani laporan administratif, mahasiswa dikejar target lulus tepat waktu, sementara proses dialog dan eksplorasi pengetahuan kian menipis. Pendidikan berubah menjadi rutinitas mekanis — hadir, mengisi absen, mengerjakan tugas, lalu menunggu nilai.

Padahal, pendidikan sejati menuntut ruang refleksi, kebebasan berpikir, dan dorongan untuk bertanya “mengapa”, bukan sekadar “apa”.

Masalah “pabrik ijazah” bukan semata kesalahan lembaga pendidikan, tetapi juga akibat sistem yang menilai kesuksesan pendidikan secara dangkal. Pemerintah sering kali menilai kinerja perguruan tinggi dari jumlah lulusan, bukan kualitas lulusannya. Sementara dunia kerja masih bergantung pada sertifikat formal tanpa memperhatikan kompetensi riil.

Selain itu, rendahnya literasi masyarakat juga turut memperparah keadaan. Banyak orang tua masih menganggap gelar sarjana sebagai ukuran kesuksesan, bukan kemampuan untuk berpikir mandiri. Akibatnya, universitas dan sekolah berlomba “memuaskan pasar” alih-alih memperjuangkan mutu.

Menuju Pendidikan yang Bermakna

Sudah saatnya Indonesia keluar dari jebakan sistem pendidikan berbasis ijazah. Perguruan tinggi dan sekolah harus mengembalikan esensi pendidikan sebagai proses pembentukan karakter, bukan sekadar produksi gelar. Pendidikan perlu diarahkan kembali pada nilai-nilai kejujuran, kompetensi, dan tanggung jawab sosial.

Pemerintah juga harus memperkuat pengawasan terhadap praktik jual-beli ijazah serta meningkatkan standar mutu pendidikan secara menyeluruh. Dunia kerja pun perlu mengubah paradigma rekrutmen dengan menilai keterampilan, kreativitas, dan integritas, bukan hanya selembar kertas bertuliskan “sarjana”.

Indonesia tidak akan maju hanya dengan mencetak ribuan lulusan setiap tahun, jika para lulusan itu tidak benar-benar siap menghadapi tantangan dunia nyata. Ijazah hanyalah simbol; yang menentukan masa depan adalah isi kepala dan integritas pemiliknya.

Pendidikan sejati bukan tentang seberapa cepat lulus, melainkan seberapa dalam seseorang memahami makna belajar. Selama ijazah masih dijadikan tujuan, bukan hasil dari proses, selama itu pula pendidikan kita akan tetap menjadi pabrik — pabrik ijazah tanpa ilmu.

- A word from our sponsors -

spot_img

Most Popular

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More from Author

Woodball Diharapkan Sumbang Emas di SEA Games Thailand 2025

Tim woodball Indonesia dijadwalkan mengikuti ajang Hong Kong Terbuka pada 17–20...

Pemerintah Didesak terus Perbaiki Tata Kelola Migas

Pengamat energi dari Gerilya Institute, Subhkan Agung Sulistio mengapresiasi kenaikan lifting...

80 Tebak-Tebakan Siapakah Aku: Lucu, Seru, dan Bikin Penasaran!

Kumpulan 80 tebak-tebakan siapakah aku yang lucu dan seru. Cocok untuk...

Bongkar Mitos Perkutut Putih Mata Merah: Rahasia Rezeki dan Perlindungan Mistis yang Bikin Kaya Raya!

Temukan mitos perkutut putih mata merah yang legendaris! Dari pembawa rezeki...

- A word from our sponsors -

spot_img

Read Now

Woodball Diharapkan Sumbang Emas di SEA Games Thailand 2025

Tim woodball Indonesia dijadwalkan mengikuti ajang Hong Kong Terbuka pada 17–20 Oktober sebagai bagian dari persiapan menuju SEA Games.

Pemerintah Didesak terus Perbaiki Tata Kelola Migas

Pengamat energi dari Gerilya Institute, Subhkan Agung Sulistio mengapresiasi kenaikan lifting migas nasional dari sekitar 430 ribu menjadi hampir 600 ribu barel per hari.

80 Tebak-Tebakan Siapakah Aku: Lucu, Seru, dan Bikin Penasaran!

Kumpulan 80 tebak-tebakan siapakah aku yang lucu dan seru. Cocok untuk hiburan bersama teman dan keluarga!

Bongkar Mitos Perkutut Putih Mata Merah: Rahasia Rezeki dan Perlindungan Mistis yang Bikin Kaya Raya!

Temukan mitos perkutut putih mata merah yang legendaris! Dari pembawa rezeki melimpah hingga penolak santet, burung mustika ini penuh misteri. Simak kisah turun-temurunnya sekarang.

Pria Langkat Tewas Penuh Lebam di Kamboja, Keluarga Minta Pemulangan

Pria bernama Argo Prasetyo (25 tahun), asal Langkat, Sumatera Utara, tewas di salah satu perusahaan scam di Kamboja pada Selasa (30/9) sekitar pukul 15.00 WIB. Argo ditemukan di daerah Krong Bavet, perbatasan antara Vietnam dan Kamboja, dalam kondisi tidak berdaya dengan luka lebam di sekujur tubuhnya. Ega Prasetya (22),...

Kemenkeu Tarik Utang Baru Rp 501,5 Triliun per September 2025

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menarik utang baru sebesar Rp 501,1 Triliun hingga 30 September 2025. Angka tersebut 68,6 persen dari total target Rp 731,3 triliun. “Pembiayaan utang hingga 30 September 2025 tercatat Rp 501,1 triliun,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (14/10). Di sisi...

Kenapa Ibu Hamil Bisa Merasa Sangat Lapar di Pagi Hari?

Pernah nggak sih, saat hamil Anda merasakan baru jam 5 pagi tapi perut sudah keroncongan? Rasanya seperti belum makan setahun, padahal malamnya sudah makan cukup. Nah, ternyata kondisi ini sering dialami oleh ibu hamil, lho. Seperti halnya yang dialami ibu dengan akun Instagram @neli_istingani, yang membagikan cerita...

Cak Imin Terima Laporan 80-an Pesantren Rawan Ambruk: Segera Kita Audit

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan sudah menerima puluhan laporan mengenai pondok pesantren yang rawan ambruk. Laporan tersebut diterima melalui hotline 158 yang sudah diluncurkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Hotline tersebut diluncurkan sebagai respons dari ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo. “Sampai...

Dirut BPJS Kesehatan Respons Rencana Kenaikan Iuran, Siapkan 8 Skenario

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menegaskan bahwa hingga kini belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan tahun 2026, lantaran pemerintah belum menggelar rapat terkait hal tersebut. Namun, pria yang akrab disapa Ghufron itu menjelaskan pihaknya telah menyiapkan delapan skenario sebagai bahan pertimbangan. “Belum...

Turki Siap Bangun kembali Gaza Pasca Kesepakatan Damai

Rencana damai Gaza yang diinisiasi Trump dan diluncurkan pada 29 September mencakup 20 poin.

30 Siswa Singapura Ikuti Program Imersi 16 Hari di Jakarta

Sebanyak 30 siswa asal Singapura mengikuti program imersi selama 16 hari di sebuah sekolah internasional kawasan Kelapa Gading,

Lagu Ga Romantis Viral Lagi, LYLA Banjir Tawaran Manggung di Pensi

Grup musik LYLA mendapat berkah sejak merilis ulang lagu paling ikonik, Ga Romantis. Sejak diluncurkan beberapa waktu lalu, lagu Ga Romantis yang kini diisi vokal Ario Setiawan, viral di media sosial. Sejumlah netizen hingga kreator konten menggunakan lagu LYLA tersebut sebagai backsound atau lagu latar. Viralnya lagu Ga...