
Pernahkah Anda membayangkan terjebak macet di jalan sepanjang 100 kilometer selama 12 hari penuh? Itulah yang terjadi di China. Kemacetan ini tercatat sebagai salah satu kemacetan paling ekstrem dalam sejarah.
Disitat dari BBC, kemacetan itu membentang di sepanjang Jalan Raya Nasional G110 dan jalan tol Beijing-Tibet (G6). Diketahui penyebab utamanya dalah perbaikan jalan rusak akibat peningkatan jumlah truk pengangkut barang.
Kemacetan bermula pada 14 Agustus 2010. Para pengemudi hanya bisa melaju satu kilometer tiap harinya, ada pula yang tak bergerak selama lima hari penuh. Sejumlah pengemudi mengeluhkan warga setempat yang mematok harga sangat tinggi dalam menjual makanan dan minuman.

Penduduk sekitar mendirikan kios dadakan yang menawarkan kebutuhan pokok seperti air minum, camilan, dan rokok dengan harga yang meningkat berkali lipat. Misalnya, air mineral yang umumnya seharga 1 yuan dijual sampai 15 yuan.
Adapun, wilayah China utara jadi yang paling terdampak. Banyak pengemudi mengisi waktu dengan berteduh di bawah truk, bermain kartu, atau tidur di jalanan. Sementara itu, sejumlah truk pembawa sayur dan buah tanpa pendingin menyebabkan muatannya membusuk.
Melansir Reuters, ratusan ribu kendaraan terjebak dalam kemacetan horor tersebut, termasuk truk pengangkut batu bara. Truk yang tidak bergerak menghalangi sejumlah jalur menuju jalan raya sehingga macet tak dapat terurai.

Sebagai informasi, China merupakan produsen dan pengguna batu bara terbesar di dunia. Kala itu, lebih dari 10.000 truk pengangkut terpaksa melintasi jalan tol karena infrastruktur kereta api belum cukup dalam memenuhi pengiriman yang berkembang pesat.
Setelah 12 hari kemacetan itu mulai surut. Pada 26 Agustus 2010, kondisi lalu lintas secara bertahap membaik setelah upaya pengaturan arus lalu lintas dan pembersihan titik mogok. Masih ada antrean, tapi telah melewati puncak parahnya.

Di Indonesia sendiri, kemacetan terparah pernah terjadi saat mudik Lebaran 2016 di pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit). Ribuan kendaraan terjebak hingga 20 kilometer, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
Peristiwa Brexit kemudian dicatat sebagai salah satu kemacetan paling parah di Tanah Air. Pemerintah pun melakukan evaluasi besar dengan menambah tempat peristirahatan, membangun jalan tol baru, hingga rekayasa lalu lintas adaptif agar kejadian serupa tak terulang.