
Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi memberikan keterangannya usai KTT Gaza, di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin (13/10). Dilansir AFP, KTT ini memang bertujuan untuk mengakhiri konflik dan tragedi kemanusiaan yang ada di Gaza selama 2 tahun terakhir.
“Saatnya menutup bagian yang menyakitkan dalam sejarah manusia, dan membuka kembali era baru kedamaian dan stabilitas untuk Timur Tengah,” kata El Sisi.

El Sisi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lah yang memimpin KTT itu. Dalam KTT hadir pula puluhan kepala negara, seperti Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, hingga Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Trump menyampaikan pidato pembuka, lalu bersama el-Sisi dan Erdoğan menandatangani sebuah dokumen.
“Kita akan menandatangani dokumen yang akan menguraikan banyak aturan dan regulasi, serta banyak hal lainnya. Dokumen ini sangat komprehensif,” kata Trump.
Sementara itu, KTT ini bisa berlangsung atas upaya hampir semua negara dunia yang menekan Israel untuk menghentikan agresi di Gaza. Agresi ini adalah respons Israel, usai serangan 7 Oktober 2023 oleh milisi Hamas.
Dihimpun dari berbagai sumber, setidaknya ada 80 ribu warga Palesina tewas, 170 ribu luka-luka, dan 12 ribu lainnya ditahan Israel. Sementara 1.000-an warga Israel tewas, 1.000 tentara tewas, 13 ribuan rakyat sipil dan tentara terluka, 251 disandera dengan 85 diantaranya tewas.
Krisis ini juga memicu kelaparan di Gaza, yang mendorong negara-negara dunia memberi bantuan udara kepada rakyat Gaza.