
Lampung Geh, Bandar Lampung — Pemerintah Provinsi Lampung mempercepat langkah menuju target “Zero TBC 2030” dengan kolaborasi lintas sektor, termasuk bersama Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI).
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menegaskan, TBC bukan sekadar persoalan medis, melainkan masalah sosial dan ekonomi yang perlu diselesaikan secara terpadu hingga ke tingkat desa.
“Kita tidak bisa menunggu, harus bergerak bersama. Penanggulangan TBC bukan hanya urusan tenaga kesehatan, tapi tanggung jawab semua pihak,” ujar Jihan usai menerima audiensi pengurus PPTI Wilayah Lampung di ruang kerjanya, Senin (13/10).
Pertemuan tersebut membahas sinergi program antara pemerintah dan PPTI dalam memperkuat deteksi dini, pendampingan pasien, serta edukasi masyarakat sebagai bagian dari Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC 2025–2030.
Data Kementerian Kesehatan RI mencatat Indonesia menempati posisi kedua dunia dengan kasus TBC terbanyak.
Di Lampung, estimasi kasus pada 2025 mencapai 31.000, namun baru sekitar 21.000 kasus yang terdeteksi—artinya masih ada hampir sepertiga pasien yang belum ditemukan dan berpotensi menularkan penyakit di masyarakat.
Jihan menyebut, kondisi ini menjadi tantangan serius bagi daerah. Ia juga mengingatkan, dampak TBC bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga produktivitas kerja dan ekonomi keluarga.
“TBC membuat penderitanya kehilangan waktu kerja berbulan-bulan. Ini berdampak pada kesejahteraan rumah tangga dan ekonomi daerah,” kata Jihan.
Jihan menegaskan, eliminasi TBC bukan sekadar program tahunan, melainkan gerakan kolektif yang membutuhkan partisipasi semua pihak mulai dari tenaga medis, dunia usaha, media, hingga masyarakat.
“Kita harus memastikan rencana ini benar-benar berjalan di lapangan, bukan hanya slogan. Dengan sinergi yang kuat, saya yakin Lampung bisa menjadi provinsi bebas TBC sebelum 2030,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PPTI Wilayah Lampung, dr. Wirman menyampaikan bahwa, PPTI siap memperluas jangkauan pendampingan pasien dan kegiatan sosialisasi di berbagai kabupaten/kota.
“PPTI sudah 56 tahun berdiri, dan kami terus berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam pemberantasan TBC. Kami fokus pada pendampingan, advokasi, hingga rujukan kasus agar penanganan bisa lebih cepat,” ujarnya. (Cha/Lua)